Anak TNI AU Dibakar Hidup-hidup di Lokasi ‘Terjaga’, Sebelum Tewas Ajudan Kapolda Kaltara Terekam CCTV

Kamis 28-09-2023,21:54 WIB
Editor : Dona Piscesika

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Anak TNI AU yang terbakar dalam kondisi hidup di Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim Perdanakusuma, ternyata terjadi di kawasan ‘terjaga’.

Terjaga artinya, kawasan ini merupakan lokasi yang tak bisa orang sembarangan bisa masuk.

Kata Dansatpom Lanud Halim Perdanakusuma, Letkol Pom Made Oka Dharmayasa, lokasi itu merupakan daerah Ring 1.

"Karena ini masih keluarga, jadi memungkinkan dia untuk lewat situ," jelas Made Oka saat berada di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (26/9/2023).

Korban inisial CHR merupakan anak perwira TNI AU yang masih berusia 16 tahun.

Saat kejadian, korban diduga terbakar dalam kondisi masih hidup, hal ini berdasarkan keterangan Brigadir Jenderal (Brigjen) Hariyanto, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri.

"Korban terbakar masih hidup," begitu kata Hariyanto kepada wartwan di Jakarta pada Kamis (28/9/2023).

Dalam kondisi tubuh yang melebihi 90 persen terbakar, korban ternyata juga masih sempat menghirup asap kebakaran.

Ditemukan ada jelaga di cela nafas korban sehingga ada rongga di pernafasannya. “Artinya sebelum meninggal full dia sempat menghirup udara bakaran,” lanjut Hariyanto.

Namun, apakah kematian korban akibat dibakar orang lain, atau terbakar, Hariyanto menyerahkan kesimpulannya kepada penyidik di Polres Metro Jaktim.

Selain itu, ditemukan pula luka tusukan di tubuh korban. Apakah tusukan itu terjadi karena penganiayaan yang dilakukan orang lain, atau bukan, Hariyanto tak mau mengomentari lebih lanjut.

Polisi juga masih terus menggali kasus ini dengan memeriksa CCTV di tempat kejadian perkara. Ada 18 CCTV yang diperiksa.

Kemudian polisi juga memeriksa pihak-pihak yang berhubungan dengan korban, diantaranya walikelas, guru dan juga teman-teman korban di sekolah.

Kombes Leonardus Harapantua Simarmata, Kepala Polrestro Jaktim mengatakan, hingga saat ini orangtua korban memang belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam kondisi berduka dan mengalami trauma atas kejadian ini.

Sejumlah barang bukti juga telah berhasil diamankan, seperti pisau, sandal berwarna biru satu pasang dan juga sepasang baju dan celana yang sudah dalam kondisi terbakar yang digunakan korban terakhir.

Kapolres mengatakan, juga disita sebuah map yang terbakar, sebuah tutup botol yang berwarna merah serta abu-abu sisa kebakaran sebanyak tiga kantong.

BACA JUGA:Pesan Khusus Anak TNI AU Sebelum Tewas Terbakar, Kapolda Kaltara Siap Diperiksa

BACA JUGA:Usia 31 Tahun Kaya Raya Punya Aset Rp57 M Eh Ditangkap! Rupanya Ini Pekerjaan Pemuda Pekanbaru Ini..

BACA JUGA:Beli New Honda PCX160 Sekarang, Dapatkan Voucher Diskon!

Ajudan Kapolda Kaltara Terekam CCTV Sebelum Tewas

Polisi telah memeriksa TKP kematian Brigadir Setyo Herlambang, ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara).

Kata Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Budi Rachmad, penyidik telah melakukan gelar perkara dan memeriksa dua CCTV di sekitar TKP di rumah Dinas Kapolda Kaltara.

Kejadian ini terjadi pada hari Jumat (22/9) pukul 13.10 WITA. Ketika itu, Brigadir Setyo Herlambang baru saja pulang dari solat Jumat.

Setidaknya 14 saksi telah diperiksa, semua merupakan anggota Polri kecuali ada satu pegawai lepas harian.

Berdasarkan rekaman CCTV, terekam semburan kaca pecah dan diduga itu bertepatan dengan tembakan.

Berdasarkan rekaman CCTV, bisa dipastikan pula Brigadir Herlambang sedang sendirian di kamar.

Hal ini terlihat dari rekaman sebelumnya, dimana Brigadir Herlambang masih tampak keluar dan masuk ke kamar pengawal pribadi.

Dari rekaman CCTV itu, terlihat seorang penjaga mendatangi kamar korban untuk meminjam sendal, dan Brigadir Herlambang saat itu masih hidup karena ia masih merespon penjaga tersebut.

Kata Budi lagi, masih berdasarkan hasil rekaman CCTV, saat kejadian Brigadir Herlambang seorang diri di dalam kamar. “Tidak ada lagi yang ke kamar," lanjutnya.

Tak lama setelah terjadi tembakan, kemudian seorang saksi inisial K, ketika itu baru saja selesai masak. Usai masak ia kemudian sempat hendak mengirim foto masakannya kepada Brigadir Herlambang.

Kemudian ia mengurungkan niatnya itu, memilih untuk memanggil langsung Brigadir Herlambang ke kamarnya, lalu masuk ke kamar.

“Lalu saksi terkejut setelah melihat korban dalam keadaan sudah bersimbah berdarah," lanjut Budi lagi.

Posisi Brigadir Herlambang saat itu terlentang, saksi K langsung menghubungi pihak Dokkes, Spripim dan petugas piket yang ada di sana waktu itu.

BACA JUGA:Breaking News! KPK Geledah Rumah Mentan Syahrul Limpo Dugaan Kasus Korupsi

Namun sayang nyawa korban tak bisa tertolong, ia kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah tim Biddokes berusaha melakukan penyelamatan.

“Fisik denyut jantung di tangan tidak ditemukan detak jantung, kemudian di leher, di pupil mata juga tidak ada, sehingga disimpulkan korban meninggal dunia," lanjut Budi lagi. (dpc)



Kategori :