Model kami memungkinkan investasi bersama partner global dan lokal di bidang infrastruktur dan sumber daya negara, demikian tulis keterangan INA terkait filosofi investasinya.
“Potensi besar yang dimiliki Indonesia bisa diwujudkan menjadi kenyataan jika kita membuka hati dan pikiran untuk pengetahuan, saran dan masukan, serta pembelajaran dari orang lain maupun dari diri sendiri.
Kita harus mulai dengan kerendahan hati yang dalam, menerima bahwa kita bisa lebih baik jika kita menghormati satu sama lain, bahwa kita dapat mengadopsi best practices yang ada di dunia, bahwa kita dapat beradaptasi dengan situasi yang challenging, bahwa kita dapat belajar dari keberhasilan maupun kegagalan, dan bahwa kita selalu do things right and do the right things." Ujar Ridha D. M. Wirakusumah, Chief Executive Officer INA dalam pesan singkatnya di situs resmi INA.
INA baru saja mengakuisisi PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp17,5 Triliun hasil jual beli aset ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 158 Kilometer.
Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya mengatakan, transaksi ini secara otomatis akan mengurangi posisi utang Hutama Karya.
Tak hanya itu, nilai transaksi ini juga akan meringankan beban bunga perusahaan. Tentu saja hal ini kata Tjahjo juga akan berdampak pada meningkatnya margin perusahaan untuk bergerak kembali ke posisi lebih sustainable berkelanjutan.
Sebelumnya, INA (Indonesia Investment Authority) mengumumkan telah melakukan penyelesaian transaksi investasi atas dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera, namun INA tidak menyampaikan berapa nilai transaksi yang dilakukan.
Transaksi antara INA dan Hutama Karya didukung oleh BRI yang bertindak sebagai pemberi pinjaman tunggal untuk refinancing. Dimana dalam struktur pembiayaan 158 Kilometer Jalan Tol Trans Sumatera itu, INA dan Hutama Karya mengandalkan kekuatan dari aset jalan tol.
Transaksi ini juga didukung oleh Rothschild & Co yang bertindak sebagai Penasihat.
Dalam mengelola dua ruas tol yang baru saja dibeli, INA menyerahkan kepada dua anak usahanya yaitu PT Swarna Investasi Indonesia. (dpc)