JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Viral video anak-anak SD di Jepang ke sekolah naik kereta sendiri. Tampak di video itu mereka sedang asyik bercanda di dalam kereta dengan teman sebayanya, sangat mandiri.
Pemandangan seperti ini sebenarnya sudah biasa di Jepang. Anak-anak sekolah dasar sejak usia 6 tahun umumnya telah mandiri berangkat ke sekolah sendiri tanpa harus diantar orangtua.
Tak hanya ke sekolah, anak-anak di Jepang juga telah dibiasakan berpakaian sendiri tanpa harus dibantu lagi oleh para orangtua. Anak-anak Jepang memang dididik sejak dini menghadapi berbagai rintangan kehidupan.
Tak hanya naik kereta, saat ke sekolah jalan kaki pun, anak-anak SD Jepang akan berjalan kaki sendiri ke sekolah tanpa diantar oleh orangtua.
Jepang adalah negeri paling aman dengan angka kriminalitas sangat rendah, membuat anak-anak di Jepang memiliki kebebasan beraktivitas dan orangtua tidak perlu khawatir.
Untuk keamanan, umumnya anak sekolah di Jepang juga menggunakan tas yang canggih yang telah dilengkapi dengan GPS.
Tas itu diberi nama Randoseru, menurut kanal YouTube Life in Japan Randoseru, tas itu dipasang perangkat canggih yang cara kerjanya mirip ponsel tapi hanya bisa menerima panggilan dan pesan masuk dari nomor yang dikenal saja.
Tentu saja situasi di Jepang ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di RI.
Di Indonesia, anak usia sekolah dasar masih menjadi perhatian khusus para orangtua. Mereka juga masih diantar dan dijemput.
Pastinya Jepang dan Indonesia tidak bisa disamakan, selain karena transportasi publik di Indonesia tak senyaman di Jepang, juga karena alasan keamanan.
Tingkat kejahatan di Indonesia masih jauh dari rasa aman. Mulai dari kasus penculikan, pencabulan, perundungan dan lainnya, menjadi alasan mengapa para orangtua masih merasa harus mengawasi anak-anaknya hingga masuk ke gerbang sekolah.
“Sebenarnya sah saja orangtua ngantar jemput ke sekolah karena alasan keamanan,” ujar Ika salah satu netizen di kolom komentar.
Tapi menurutnya di Indonesia ada tradisi lebih unik dan tidak masuk logikanya, yaitu saat para emak-emak tidak hanya mengantar anak ke sekolah, tapi malah lanjut bergosip duduk di pagar sekolah dengan sesama orangtua lain sampai siang.
“Masih demen ngumpul sementara anaknya sudah aman di kelas, apakah itu normal,” ujar netizen di salah satu akun TikTok. "Iya di RI Emak Ngantar Lanjut Gibah Sampe Siang," timpal warganet yang lainnya.
Beda negara beda tradisi namun beda orangtua beda pula pola kerjanya dalam mengurus anak. Memang ada orangtua yang demikian, namun banyak juga yang sekedar mengantar ya sudah.
“Kerjaan di rumah banyak nek..kalo saya mah habis ngantar anak ya sudah, percayakan saja dengan guru, kita cukup berdoa demi keselamatan anak dan lanjut kerja lain,” tambah netizen lainnya.
Terkait dengan semua itu, ada satu hal juga yang perlu jadi pertimbangan orangtua, yaitu mengantar anak sekolah di hari pertamanya masuk sekolah, itu ternyata sangat dianjurkan.
Mengutip dari sahabatkeluarga.kemdikbud dikatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam mendampingi anak sangat penting pada hari pertamanya sekolah.
Kenapa hal itu penting? karena aktivitas ini bisa membangun hubungan yang positif antara lingkungan pendidikan di rumah dan di sekolah.
Kegiatan ini juga bisa jadi jembatan antara orangtua dan sekolah, segala informasi yang perlu diketahui orang tua tentang kegiatan anak, bisa diperoleh saat mengantar di hari pertama sekolah ini.
Saat ini pula, orangtua bisa saling kenal dengan orangtua yang lainnya, dengan guru dan dengan pihak sekolah lain misalnya penjaga perpustakaan, kepala sekolah, pihak kantin dan lainnya. (dpc)