KUALATUNGKAL, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Bupati Tanjabbar Anwar Sadat mengatakan gerakan pencanangan desa bebas stunting dan penyerahan bantuan antropometri set, buku KIA serta bantuan pangan olahan untuk keperluan medis khusus tahun 2023.
"Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, Kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis," katanya.
Bupati menyebutkan ada banyak faktor sebagai penentu dan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah keadaan gizi seseorang. Status gizi berperan penting pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Status gizi yang baik merupakan investasi berharga bangsa, sebaliknya kekurangan gizi berdampak pada kwalitas kehidupan dan kemakmuran suatu bangsa, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa. Semua ini dilakukan agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal," ungkapnya.
Bupati menjelaskan pengaruh stunting pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin dalam kandungan sampai anak lahir dan berusia dua tahun tidak menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik, tetapi juga terlambatnya perkembangan kognitif yang pada gilirannya ketangkasan berfikir serta terhadap produktivitas kerja.
"Selain itu, stunting pada masa ini juga dikaitkan dengan tingginya resiko terjadinya penyakit degeneratif pada usia dewasa, yaitu obesitas/ kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes melitus berpengaruh terhadap kecerdasan," ungkapnya
Dikatakan Bupati Anwar Sadat bahwa saat ini Kabupaten Tanjab Barat untuk masalah gizi sudah mengalami penurunan dan perbaikan. hal ini terlihat dari menurunnya prevalensi stunting dari 44% di tahun 2018 (Riskesdas), menjadi 21,81 % tahun 2019 (SSGI) menjadi 19, 8 % tahun 2021 (SSGI) serta 9, 9% ditahun 2022 (SSGI), sedangkan balita wasting dari 13,0 % di tahun 2018 (Riskesdas) menjadi 9, 3 % di tahun 2021 (SSGI) dan 2, 7 % di tahun 2022.
"Sungguhpun demikian, meski capaian prevalensi stunting Tanjab Barat sudah rendah, tapi kita jangan lengah, mari kita saling membahu untuk terus menekan penurunan angka stunting di kabupaten Tanjab Barat," ungkap Bupati.
Bupati menyampaikan rasa terimakasihnya kepada SKK Migas dan PetroChina Jabung Ltd yang telah aktif dalam menekan angka stunting di Tanjabbar.
"Peran SKK Migas dan PetroChina International Jabung Ltd membantu dalam menekan angka stunting di Tanjab Barat yang saat ini berada di peringkat 11 nasional tentu ini capaian yang luar biasa." Tandasnya.(Sun)