JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Beberapa pengamat politik Rusia mengatakan Yevgeny Prigozhin, bos tentara bayaran Rusia Wagner berambisi jadi Menteri Pertahanan di bawah kepemimpinan Putin.
Yevgeny Prigozhin disebut-sebut ingin menduduki kursi Menteri Pertahanan yang kini masih dipegang oleh Sergei Shoigu. "Dia melihat dirinya sebagai menteri pertahanan, ingin dihargai atas apa yang dia lakukan untuk negara," kata Joana de Deus Pereira, Peneliti senior di lembaga Think Tank Inggris Royal United Service Institute (RUSI), dikutip dari Newsweek.
Banyak pihak juga menyebut Prigozhin sangat membenci Kepala Militer Rusia, Valery Gerasimov karena menganggap Gerasimov dan Shoigo sama-sama telah memberi masukan yang salah kepada Putin dan juga telah melakukan korupsi.
Sabtu (24/6), Yevgeny Prigozhin mengerahkan pasukan tentara bayarannya ke Markas Militer Rusia. Yevgeny Prigozhin sempat berhasil menduduki markas militer Rusia di Rostov namun kemudian memutuskan untuk menarik pasukannya dan membubarkan diri.
Yevgeny Prigozhin dalam rekaman suara yang disebar di group telegram Rusia sehari setelah aksi kudetanya, mengatakan mereka datang untuk kampanye bukan untuk menggulingkan pemerintah,.
Katanya mereka datang untuk melakukan aksi protes. Prigozhin memprotes keputusan Menteri Pertahanan Rusia dan Kepala Militer Rusia atas perang yang terjadi dengan Ukraina.
Katanya, sebenarnya Angkatan Bersenjata Ukraina tidak akan dan tidak pernah ingin menyerang Rusia pun juga NATO. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu katanya hanya membohongi dan menipu rakyat Rusia, ia juga telah menipu Vladimir Putin dengan mengatakan Ukraina akan melakukan serangan.
Seperti kita ketahui, Vladimir Putin mulai melakukan invasi ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Invasi dilakukan dengan alasan NATO kian melakukan perluasan wilayah mendekati perbatasan Rusia.
Saat melakukan invasi, tentara bayaran Wagner disebut-sebut banyak membantu Putin dalam peperangan. Tentara Wagner terjun ke Ukraina melakukan serangan.
Kian banyaknya korban berjatuhan, tak hanya masyarakat dan tentara Ukraina. Termasuk tentara Rusia dan juga tentara bayaran Wagner, membuat Prigozhin menunjuk hidung Menteri Pertahanan Rusia dan kepala militer Rusia sebagai biang kerok peperangan.
Katanya, Menteri Pertahanan Shoigu lah yang berambisi ingin Rusia berperang, telah merencanakan sesuatu yang buruk dan Shoigu lah yang telah membunuh ribuan tentara Rusia di awal-awal peperangan. "demi promosi diri sekelompok bajingan." Ujarnya lagi seperti dikutip dari The Moscow Times.
Menhan Shoigu sebenarnya cukup jadi sorotan akhir-akhir ini, ia disebut-sebut akan jadi sosok Putin baru di masa depan. Jika Putin lengser maka sosok Shoigun yang berpeluang jadi pengganti Presiden Rusia.
Terkait penarikan Paasukan yang dilakukan bos Wagner dari Moskow Sabtu lalu, Putin dalam pidato pertamanya setelah kejadian itu mengucapkan terimakasih kepada komandan Wagner Group dan pasukannya.
Kata Putin, keputusan menarik diri adalah keputusan yang tepat dan benar. “Tidak ada pertumpahan darah antara sesama saudara dari Wagner, mereka berhenti sebelum keluar batas," kata Putin pada Senin (26/6).
Menurut Putin, bukan Wagner yang menginginkan pertumpahan darah justru yang menginginkan pertumpahan darah adalah musuh Rusia, yaitu neo-Nazi di Kyiv dan pelindung barat mereka, dan segala macam pengkhianat nasional. “Mereka ingin tentara Rusia saling membunuh," kata Putin.
Terkait dimana keberadaan Yevgeny Prigozhin saat ini, memang tak ada yang mengetahuinya secara persis. Namun Juru bicara Putin, Dmitry Peskov dalam jump pers mengatakan, Yevgeny Prigozhin akan meninggalkan Rusia menuju Belarusia.
Konon Presiden Belarusia Bernama Alexander Lukashenko lah yang jadi jembatan jalan damai dengan Yevgeny Prigozhin. Alexander adalah kawan dekat Putin.
Pemerintah Rusia kata Dmitry, juga tak akan menuntut Yevgeny Prigozhin maupun pasukannya.
Lantas bagaimana kabar Menhan Rusia Shoigo sekarang? Sebuah saluran TV Kementerian Pertahanan Zvezda Rusia telah melaporkan bahwa Shoigo dalam kondisi baik-baik saja tak ada kurang sedikitpun secara fisik, tidak juga ada yang terluka. (dpc)