JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Pusat Kajian Lingkungan Hidup UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (PKLH-UIN SUTHA Jambi) menyelenggarakan Webinar Lingkungan dengan tema “A ZERO-CARBON FUTURE- Upaya Dekarbonisasi di Industri Minyak dan Gas Bumi”, Selasa, (20/6).
Seminar diselenggarakan secara daring juga disiarkan secara langsung melalui zoom meeting dan Channel Youtube PKLH UIN STS Jambi dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, pegawai pemerintah, dan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Peserta seminar--
Acara webinar lingkungan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama UIN STS Jambi, Dr. Bahrul ulum, S.Ag., M.A., beliau menekankan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen UIN STS Jambi untuk mengedukasi masyarakat luas dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan di Indonesia.
"Dalam 3 tahun terakhir, UIN STS Jambi telah berpartisipasi aktif dalam menerapkan standar-standar lingkungan nasional dan internasional, seperti mengikuti Peringkat Universitas Dunia UI GreenMetric dan Times Higher Education (THE) Impact Rankings,” jelas Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama UIN STS Jambi, Dr. Bahrul ulum, S.Ag., M.A.
Beliau juga menyampaikan bahwa karbon merupakan isu lingkungan yang menjadi perhatian utama bagi banyak sektor dan para peneliti. Karena seperti diketahui, sumber energi utama yang kita gunakan saat ini berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas fosil yang menghasilkan Gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Dalam rangka menghadapi perubahan iklim, Indonesia tergabung dalam negara yang menandatangani Paris Agreement terkait pengendalian perubahan iklim, dengan ini Indonesia berkomitmen mengurangi Emisi Karbon dengan tujuan tercapainya Net-Zero Emission pada 2050.
Melalui webinar ini diharapkan memberikan sudut pandang yang baru bagi peserta untuk ikut berpartisipasi mewujudkan masa depan tanpa karbon agar lingkungan kita menjadi lebih baik.
Pada Webinar Lingkungan kali ini, PKLH UIN Jambi mengundang seorang narasumber praktisi Inspektur Minyak & Gas Bumi Muda, Direktorat Jendral Minyak & Gas Bumi : Devy Deliana Putri, S.T., M.B.A. Dalam paparannya, ia menyampaikan komitmen iklim indonesia, kondisi sektor energi dan transisi energi, kegiatan mitigasi di sektor energi dan potensi mitigasi lain di sub sektor migas. Komitmen Iklim Indonesia dinyatakan dalam dokumen kontribusi yang ditentukan secara Nasional (Nationally Determined Contribution atau NDC) Diratifikasi Pemerintah Indonesia dalam UU No. 16 Tahun 2016.
Sektor utama pengurangan emisi berfokus pada sektor kehutanan, energi, pertanian, proses industri dan pengelolaan limbah yang mana masih menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca di Indonesia. Indonesia memiliki ambisi untuk memitigasi perubahan iklim melalui target penguranagn emisi melalui skema 29% dari kondisi Bussiness as usual (BAU) tahun 2030 atau 41% dengan dukungan internasional (pendanaan, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas).
Transisi energi merupakan salah satu mitigasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan emisi yang dihasilkan. Transisi energi dilakukan melalui proses transformasi pemanfaatan bahan bakar fosil menggunakan teknologi bersih, percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan dan peningkatan kegiatan konservasi energi. Transformasi energi menuju Net Zero Emission diharapkan dapat mewujudkan kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, ketahanan iklim dan kondisi rendah karbon. Bentuk mitigasi lain dari sektor industri bahan bakar fosil global dimulai dengan berinvestasi pada energi rendah karbon, begitu juga perusahaan bahan bakar fosil Indonesia.
Beberapa perusahaan telah menetapkan Target net-zero emission dan implementasi pengurangan emisi. Beberapa Perusahaan Migas mengikuti tren transformasi dengan melakukan diversifikasi ke sektor rendah karbon. Contoh lain, Pertamina saat ini telah mendirikan lini bisnis energi terbarukan dan baru-baru ini memasuki industri kendaraan listrik dengan membangun EV charging station dan mendirikan unit usaha baterai melalui partisipasinya di Indonesia Battery Corporation (IBC). Selain itu, banyak juga perusahaan-perusahaan lain saat ini sedang menjajaki kemungkinan untuk mengembangkan hidrogen hijau dan teknologi produksi biofuel yang canggih. Diversifikasi ke sektor rendah karbon merupakan salah satu strategi industri energi fosil dalam upaya dekarbonisasi. (uci)