Tak hanya itu, Hutama Karya juga memfasilitasi mahasiswa kerja praktek dan penelitian, baik S1 maupun S2, serta terlibat dalam proses akreditasi jurusan Teknik Sipil dan Magister Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Tak ketinggalan, Hutama Karya juga memperhatikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan dalam proyek ini.
“Beberapa material dilakukan penyesuaian menjadi material yang notabene memiliki tingkat TKDN lebih besar. Hampir 70% material yang dipakai diproduksi/dirakit di dalam negeri. Dari tujuh gedung yang dibangun, terdapat dua gedung yang memiliki ornamen khas Aceh pada façade-nya, yaitu pada façade Gedung FISIP dan Kedokteran yang memiliki ornamen pintu Aceh,” Gunadi menekankan.
Gunadi berharap, setelah dibangunnya tujuh Gedung Dekanat ini, kualitas pendidikan di Universitas Malikussaleh pada khususnya dan Provinsi Aceh pada umumnya dapat mengalami peningkatan.
“Pengembangan kampus berbasis riset dan pemberdayaan lokal dapat ditingkatkan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,” pungkasnya
Sebelumnya, Hutama Karya memiliki pengalaman membangun gedung-gedung sejumlah universitas atau perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Semarang, Student Apartemen UIII, Universitas Negeri Jember, Politeknik STAN, dan Universitas Hassanudin Makassar. (*)