“Apa lo?!”
Tahu bulat keduanya tergelatak begitu saja diatas meja, beradu mulut entah siapa yang akan mengelah. Arjuna tidak pernah keberatan, soal Aresa yang selalu menggagu waktunya, kala Aresa akan datang, Arjuna diam – diam menanti. Soal suara Aresa yang kelewat cempreng menggelegar di seluruh rumahnya, yang kemudian ia putar bola mata malas, padahal menanti luar biasa sedari tadi. Soal Aresa, Arjuna bisa jadi apa saja, mustahil sekalipun, Arjuna lakukan, selama Aresa terlibat di dalamnya. (*)
Ari Hardianah Harahap--