JAMBIEKSPRES.CO.ID- Puasa adalah salah satu ibadah yang penting dalam agama islam. Ibadah puasa ditetapkan sebagai rukun islam yang keempat, yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang sudah baligh dan sehat secara fisik dan mental.
Beberapa hari kedepan, bulan Ramadan akan segera berakhir, yang juga menandakan akan segera berakhirnya ibadah puasa umat islam, ditutup dengan hari raya idul fitri.
Selama tiga puluh hari puasa, tentu bagi seorang hamba yang menunaikan tidak ingin ibadahnya sia-sia atau ibadahnya tidak menjadi bagian yang memberinya ampunan dan tidak pula dirahamati oleh Allah SWT. Oleh karena itu, adanya keutumaan dalam puasa, khusunya Ramadan yang sekarang tengah dilaksakan juga memiliki atau menunjuk adanya parameter tingkat keberhasilan puasa seorang hamba.
Tidak sedikit orang yang berupuasa namun tidak mendapat hasil apapun dari puasanya kecuali rasa haus dan lapar. Dilansir dari kanal Youtube Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ada orang yang menunaikan Qiyam di malam harinya tidak mendapati apapun, tidak ada ampunan dari Allah SWT dan tidak juga pahala. Akan tetapi hanya lelah berdiri dan menahan kantuk saja.
“Yang pertama penting diketahui goal dari Ramadan itu ada tiga jadi seseorang disebut berhasil melewati pendidikan Ramadan bila setidaknya dia bisa mendapatkan tiga goal yang diharapkan yang langsung Allah tuangkan dalam Alquran yang pertama ada yang dinamakan dengan peningkatan ketakwaan personal itu yang ada di Al Baqarah di ayat 183 jadi Ramadan desainnya dihadirkan oleh Allah ibadah selama sebulan nanti harapan pertamanya ditujukkan supaya membentuk karakteristik setiap muslim itu yang memiliki ketakwaan personal yang tinggi. Dalilnya Quran surah ke 2 ayat 183,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Dijelaskan dalam Al-Quran يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ yang artinya: “Wahai orang – orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kau agar bertakwa”.
“Nah ketika menunjuk ‘Tattaqun’ itu menggunakan kata kerja ke-2. Jadi Allah menghitung kita secara personal,”lanjut Ustaz Adi Hidayat.
“Kedua, Ramadan juga disiapkan oleh Allah untuk membentuk ketakwaan sosial. Jadi bukan sekedar syarat pribadi menjadi lebih baik tapi ternyata kebaikan personal ini baru punya nilai optimal dalam pandangan Quran, jika auranya sudah mampu ditrbarkannya ke lingkungannya. Karena itu, puasa nggak bisa nanti desainnya, yang nantinya akan melatih kita saat yang bersamaan untuk berinteraksi secara sosial dan mengoptimalkan semua karakter sosial kita sehingga goalnya akan terlihat bukannya hanya dengan Allah punya hubungan baik. Jadi kalau dengan Allahnya baik, dan sosialnya tidak baik belum sempurna Ramadannnya,"tutur Ustaz Adi hidayat menjelaskan parameter kedua berhasilnya ibadah seorang hamba yang berpuasa.
“Dan yang ketiga, membentuk karasteristik manusia yang bersyukur kepada Allah Swt. ketakwaan personal, ketakwaan sosial ada di ayat 187 dan karakter syukurnya ada di ayat 185.” Akhir Ustaz Adi Hidayat. Dan tiga hal ini lah yang menjadi parameter seorang hamba dalam menjalankan ibadah puasanya, apakah ibadah puasa seorang hamba itu berhasil atau tidak. (*)