Bimbingan Konseling selalu punya presfektif buruk terhadap siswa. Jika itu SMP ataunpun SD mungkin iya, sebab kita masih jadi remaja yang labil yang tengah mencari jadi dari, yang kerasa kepalanya mengalahkan batu dan masih menjadi manusia egois yang paling merasa tersakit apapun tindakan yang dilakukan terhadap kita.
Tapi, di SMA, bimbingan Konseling sendiri menjadi ajang yang menyenangkan, entah soal apapun itu, jika dibahas selama satu jam pelajaran Bimbingan Konseling, terasa menyenangkan dan unik untuk diulik lebih dalam.
“Jadi kenapa orang jelek bisa cinta sama orang cantik bu? Atau sebaliknya orang ganteng bisa cinta sama orang jelek bu?” Satu siswa disoraki seluruh kelas sebab pertanyaannya, sorakan itu termasuk suara Arjuna, Aresa dan Azer di dalamnya.
“Kayak lo tampan aja, Cup!” Arjuna menyelutuk, mengejek Ucup—si pelontar pertanyaan yang menjadi rekan sebangku Arjuna.
“Jangan salah lo pada! Kalo Kata Mak Gua, Ucup as anak emak babeh paling cakep seprovinsi” Jawab Ucup.
“Ya itu emak lo, noh kata emak gue juga, gue lebih cantik dari Jisso Blackpink!” Sahut Aresa tertawa.
“Wah, teori darimana itu! Jangan bawa – bawa blackpink nggak ikhlas gue, di Blackpink tetap sSulgi yang paling cantik!” Azer menimpali yang segera dipukul kuat oleh Aresa. Kebetulan yang tidak sengaja, Azer menjadi rekan sebangku Aresa setelah rooling beberapa saat yang lalu.
“Seulgi Red Velvet markonah! Sejak kapan Seulgi jadi member Blackpink, ngaco boleh tapi kudu sesuai fakta juga!” Balas Aresa.
“Kalo ngaco sesuai fakta bukan ngaco namanya, Sa!” Sangak Ucup yang dibalas delikan tajam oleh Aresa, karena kesal Aresa kembali memukul Azer. Aresa itu pukulnya pelan tapi berdamage, buat Azer yang jadi sasaran tetap merasa panas dan perih dipunggungnya.
“Bu, liat Aresa Bu. KDRTAABDRLPJA” Adu Azer yang buat satu kelas kompak menatapnya bingung dengan kalimat terakhirnya.
“KDRTAABDRLPJA?” Tanya Bu Rania bingung.
“Kekerasan Dalam Rumah Tangga Azer Aresa Bismillah Dua Ribu Lima Puluh Jadi Amiin!” Balas Azer mantap yang disoraki satu kelas dan mendapat tempeleng gratis oleh Aresa.
“Ngaco boleh! Tapi tetap berakal!” Komenter Aresa kesal.
“Ngaco mana ada yang berakal!” Balas Azer tak mau kalah.
Bu Rania tertawa, selain Arjuna dan Aresa kini Azer menjadi satu anggota yang mungkin harus diwaspadai sebab dilihat dari segi apapun, Arjuna, Azer, dan Aresa itu terlihat kompak baik dalam berbuat baik maunpun keburukan.