JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tengkuluk merupakan penutup kepala tradisional yang digunakan perempuan Jambi dalam berbagai kegiatan.
Dikutip dari buku Penutup Kepala Warisan Budaya Jambi yang ditulis oleh Nurlaini, tengkuluk ternyata sudah ada sejak abad ke 7. Zaman dahulu tengkuluk tak hanya digunakan untuk acara adat namun juga untuk sehari-hari seperti ke sawah maupun ke kebun atau ladang. Seiring perkembangan zaman, kini tengkuluk lebih banyak digunakan dalam acara formal seperti event budaya dan adat. Tengkuluk juga sering digunakan dalam acara pemerintahan yang bersifat formal maupun kegiatan di institusi pendidikan. Tengkuluk telah menjadi simbol tersendiri bagi perempuan Jambi. Secara garis besar Tengkuluk memiliki makna kebijaksanaan dan kesahajaan seorang perempuan Jambi. Dari tengkuluk pula, status seorang perempuan bisa dinilai. Mau tau makna berbagai simpul dan bentuk tengkuluk? Berikut ulasannya. Tengkuluk Simpul Cempaka Tengkuluk Simpul Cempaka diperuntukkan bagi perempuan yang belum menikah di daerah Merangin dan Sarolangun. Posisi untaian kain akan jadi pembeda. Tengkuluk yang kainnya menjuntai ke kiri menandakan wanita tersebut masih gadis belum menikah dan tengkuluk yang kainnya menjuntai ke kanan artinya wanita tersebut sudah menikah.Tengkuluk Daun Sirih Muaro Jambi Tengkuluk Daun Sirih Muaro Jambi ini merupakan tengkuluk yang sangat mudah ditemui setiap harinya. Tengkuluk ini sering digunakan perempuan sehari – hari saat di rumah, bertamu maupun ke pasar. Tengkuluk Daun Sirih Muaro Jambi ini melambangkan wanita Jambi yang berbudi baik, dan bertutur kata santun. Hal ini juga mencerminkan kesaharian wanita yang Jambi yang dalam kehidupan sehari – harinya khas dengan bahasa melayu yang lembut dan pelan. Tengkuluk Tudung Tengkuluk Tudung berasal dari daerah Kungkai, Kabupaten Merangin. Tengkuluk ini biasanya dipakai oleh istri pemuka ada dalam upacara adat. Arti Tengkuluk ini menggambarkan wanita yang harus memiliki empat sifat, yaitu: Menahan perasaan, bijaksana dalam segala hal, terampil dalam mengurus rumah tangga dan dapat berhemat serta mampu memelihara benda pusaka. Tengkuluk Kulauk Tengkuluk Kulauk berasal dari kerinci. Kulauk merupakan mahkota pengantin wanita masyarakat Melayu Kerinci yang melambangkan kehormatan. Tekuluk Daun Kopi Masih dari daerah Kerinci, Tekuluk Daun Kopi digunakan oleh seorang perempuan yang menari di acara adat atau kenduri sko (pesta adat yang biasanya diselenggarakan lima tahun sekali) di sekitar Danau kabupaten Kerinci. Tengkuluk ini sering digunakan oleh perempuan yang tinggal di sekitar kebun kopi, hal inilah mengapa tengkuluk ini dinamakan Tengkuluk Daun Kopi. Tengkuluk Daun Kopi memiliki arti untuk melindungi dan menjaga aturan – aturan adat yang berlaku di tengah – tengah kehidupan masyarakat di kabupaten kerinci. Sebenarnya jumlah tengkuluk di Provinsi Jambi sangatlah beragam, bahkan menurut Nurlaini, terdapat 98 jenis tengkuluk yang tersebar di Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Seiring perkembangan zaman, tengkuluk juga mengalami modifikasi dari berbagai sisi, baik dari aksesoris yang melekat di tengkuluk maupun dari metode lilitannya, namun modifikasi yang terjadi tak pula mengurangi dasar alur yang diwariskan leluhur penciptanya dan tak mengurangi filosofi yang terkandung di setiap helaiannya. (ary)