JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Nia Trianjani Bersama 4 orang mahasiswa lainnya, Rani Amalia, Syabina Maharani Zelovena, Rosa Afri Herawati dan Melisa Mentari mempresentasikan inovasinya pada kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XIII di UPN Veteran Jawa Timur, yang diadakan selama 4 hari mulai tanggal (22-25/11/22) di UPN Veteran Jawa Timur.
Nia Trinjani Ketua tim mengatakan Elok Totebag Budaya Jambi adalah nama yang berasal dari kata indah dalam bahasa Jambi yang mudah disebutkan dan sering didengar banyak orang sehingga mudah diingat. Usaha ini bergerak di bidang industri kreatif, khususnya totebag yang diproduksi dengan motif batik Jambi yang dikolaborasikan dengan budaya tak benda asli dari Kabupaten Kerinci yaitu Aksara Incung yang merupakan Aksara Kerinci Kuno, sebagai motif dari totebag ini didesain sedemikian rupa dan disablon dengan memanfaatkan bahan pewarna alami.
Usaha ini awalnya didirikan oleh mahasiswi Universitas Jambi dengan berlandaskan atas passion dan hobi di bidang menjahit serta keinginan untuk membudayakan budaya Jambi. Melalui hal itulah, usaha ini masih berjalan hingga sekarang dan dikelolah oleh 5 orang mahasiswa Universitas Jambi yang memiliki berbagai keahlian di bidangnya, seperti produksi, marketing, financial dan operasional.
“Melalui ekonomi kreatif ini nantinya dapat menjawab kekhawatiran akan budaya Jambi yang sudah mulai tersisihkan. Faktanya banyak masyarakat Jambi yang hanya mengetahui motif saja tanpa mengetahui nama ataupun makna akan motif tersebut. Salah satu budaya tak benda asli Jambi yang mulai terlupakan yakni aksara incung, banyak masyarakat Jambi yang tidak mengetahui aksara ini. Kekhawatiran inilah yang pada akhirnya memunculkan ide inovasi totebag dengan bermotif batik Jambi dan aksara incung,” ujar Nia Trianjani.
Selain itu Nia Trianjani mengatakan ia bersama timnya menggunakan bahan alami dalam membuat produk Elok Totebag ini. “Kami berharap dengan inovasi ini akan berdampak baik bagi budaya Jambi. Selain itu industry fashion sekarang masih marak menggunakan pewarna kimia yang akan berdampak buruk bagi bumi, sehingga kami juga berinovasi melakukan pewarnaan dengan warna alami, seperti kulit manggis, kunyit, kulit jengkol, dan lainnya, tujuan dari inovasi ini adalah agar budaya Jambi tidak hilang dan tergantikan dengan budaya modern, serta agar produk ini menjadi salah satu unggulan dari provinsi Jambi,” tambah Nia Trianjani.
Nouble Purpose dari usaha Elok Totebag Budaya Jambi yaitu,mengembangkan sumber daya manusia local menjadi semakin berkualitas dan unggul dengan menciptakan inovasi totebag dengan perpaduan motif batik Jambi dan aksara incung demi kemajuan industri kreatif dan pelestarian budaya daerah Jambi.Totebag tersebut juga menjadi produk yang mampu bersaing dengan produk lainnya dengan tetap memiliki keunikan dan nilai budaya Provinsi Jambi.
“Dalam upaya pengembangan sumber daya manusia lokal, usaha Elok Totebag Budaya Jambi akan memberdayakan masyarakat lokal yang memiliki skill menjahit, serta masyarakat yang belum memiliki pekerjaan daan memiliki keinginan kuat untuk menambah skill dan berkontribusi dalam pembuatan produk Elok Totebag Budaya Jambi. bersamaan dengan hal ini nantinya, akan turut meningkatkan pendapatan masyarakat lokal untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Program ini juga sebagai wujud pengabdian dari Universitas Jambi yang memiliki visi dan misi berorientasi pada Entrepreneurship,” terangnya.
Novita Sari, S.E., M.M Mentor Elok Totebag merasa bangga atas kreatifitas tim yang mengangkat budaya khas Jambi, yaitu aksara Incung, aksara Kerinci kuno, menjadi sebuah produk berupa totebag yang memiliki jangkauan pemasaran luas. “Perpaduan kebudayaan kuno dan modernisasi antara aksara incung, motif khas batik Jambi dan warna yang menarik yang dituangkan pada totebag ini memiliki daya tarik tersendiri. Inilah yang menjadi pembeda Elok totebag dari produk totebag lainnya," ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap produk Elok Totebag dapat menjangkau semua pasaran yang lebih luas. "Semoga produk Elok Totebag ini bisa dinikmati dan menjangkau pasaran yg lebih luas. Selain mengedukasi masyarakat Jambi pada khususnya dan masyarakat di Indonesia pada umumnya, akan aksara Kerinci kuno yaitu aksara Incung,” tutup Novita Sari. (*/kar)