Ismail Bolong Takut dengan Ancaman Brigjen Hendra-Gatra TV-Youtube Channel
Ismail Bolong membuat pengakuan telah mendapat tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan untuk membuat video testimoni telah menyetor uang hasil pengepulan ilegal penambangan batubara ke Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.
Ia mengaku Brigjen Hnedra yang pada saat itu masih menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri telah memaksanya untuk membuat video tersebut.
Eks anggota Polres Samarinda, Kalimantan Timur, itu membuat video klarifikasi dan telah diterima oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebut bahwa Ismail Bolong telah membuat pengakuan baru terkait setoran Rp 6 miliar ke Kabareskrim.
"Terkait video Ismail Bolong bahwa dirinya pernah menyetor uang miliaran rupiah kepada Kabareskrim, maka setelah diributkan Ismail Bolong meralat dan mengklarifikasi," kata Mahfud MD pada Minggu, 6 November 2022.
Selain itu ia menyebut bahwa Kabareskrim juga tidak pernah mengirimkan uang kepada Brigjen Hendra
Video testimoni itu akhirnya ia buat karena terpaksa setelah mendapay ancaman dari Brigjen Hendra sehingga memberikan testimoni soal Kabareskrim telah menerima setoran uang darinya.
"Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra," ucap Ismail Bolong.
"Pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau nggak melakukan testimoni," tambahnya
Pada saat itu Ismail mengaku diminta Brigjen Hendra datang ke sebuah hotel yang berlokasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kemudian disitu ia telah dibeirkan kertas berisi testimoni terkait Kabareskrim Polri, lalu ucapannya direkam dengan ponsel.
"Jadi saya mengklarifikasi. Saya nggak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim apalagi pernah saya ketemu Kabareskrim," pungkas Ismail.
Brigjen Hendra Kurniawan dikatakan oleh Ismail Bolong sempat menelponnya sebanyak tiga kali.
Dari panggilan telepong itu, Ismail Bolong disuruh Brigjen Hendra untuk membacakan tulisan testimoni yang telah disediakan.
"Saya ditelepon oleh pak Hendra tiga kali melalui HP salah satu HP Paminal Mabes. 'Kamu harus bikin testimoni' katanya," tandas Ismail Bolong.