Ada Gas Air Mata
Insiden mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan terkait penggunaan gas air mata ini bukanlah yang pertama.
Pada 15 April 2018, kasus serupa terjadi ketika Arema menjamu Persib Bandung. Saat itu ada satu korban meninggal dunia dan 214 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit
Sebenarnya, mengacu pada regulasi FIFA yang tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 poin b, penggunaan gas air mata di dalam stadion memang dilarang.
"Senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan," tulis aturan FIFA tersebut.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan sudah mengambil langkah akan membentuk tim investigasi atas tragedi tersebut dan mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas apa yang menjadi penyebabnya.
Selain itu, Iriawan juga mengatakan akan menghentikan gelaran Liga 1 musim ini untuk sementara waktu sampai ada keputusan lebih lanjut.
"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ungkapnya melalui rilis yang diterima awak media.
Staf Khusus Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Kemenpora Mahfudin Nigara memberikan acungan jempol untuk Bonek-julukan fans Persebaya Surabaya yang memilih tidak datang ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Bonek lebih memilih menonton laga tim kesayangannya Persebaya Surabaya dengan menggelar nonton bareng (Nobar). Ini cara yang patut diacungi jempol, mementingkan keselamatan dibandingkan timbulnya korban jiwa dan luka.
"Salut ya buat bonek. Mereka lebih memilih nobar, dibandingkan datang ke Malang saat tim kesayangannya berlaga menghadapi tuan rumah Arema FC," tuturnya, Minggu 10 Oktober 2022.
Sementara itu Menko PMK Muhajir Efendi datang ke Rumah Sakit Kanjuruhan untuk melihat dari dekat penanganan korban tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Untuk diketahui rumah sakit ini merupakan tipe B, ada keterbatasan dalam penanganan
"Sekarang kita fokus dulu ke korban, tanggapi insiden, nanti kita rekonstruksi kejadiannya, nanti polisi yang melakukan investigasi sembari menunggu petunjuk presiden," tuturnya seraya menyampaikan duka cita mendalam.
Menpora Zainuddin Amali mengutuk keras terhadap tragedi ini. "Saya sangat prihatin atas kejadian ini. Apalagi lantaran tidak terima timnya kalah, Ini olah raga itu ada yang menang dan kalah ya harus belajar menerima kekalahan," tandasnya.
"Saya prihatin dan menyesalkan, apalagi korbannya banya. Ini pelajaran bagi kita untuk tidak terulang lagi di mana saja. Saya minta PSSI dan LIB untuk segera melakukan investigasi," paparnya.