Viral, Dusun Memek Desa Tanjung Wadung, Jangan Ngeres Dulu Berikut Penjelasannya

Sabtu 27-08-2022,09:18 WIB

JOMBANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Dusun Memek, Desa Tanjung Wadung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali jadi perbincangan lantaran namanya membuat salah paham.

Tapi, jangan ngeres dulu. Dusun Memek di Desa Tanjung Wadung, Kabupaten Jombang sama sekali bukan berarti alat kelamin wanita. Apalagi dikaitkan dengan hal yang berbau seksualitas.

Kendati bernama Dusun Memek, warga Desa Tanjung Wadung tidak menyebut dengan ejaan huruf e seperti bebek atau becek. Sehingga maknanya maupun cara mengucapkannya buka hal yang jorok.

Sayangnya, tidak diketahui persis mengenai asal usul penamaan dari Dusun Memek di Desa Tanjung Wadung. Para sesepuh desa yang paham sejarah penamaan kawasan tersebut sudah meninggal dunia.

Kepala Desa Tanjung Wadung, Supono mengakui, pemerintah desa juga tidak mengetahui sejarah persis penamaan dari dusun tersebut. Tetapi yang jelas adalah, terjadi kesalahan pembacaan atau penyebutan.

Lantaran penyebutannya disamakan dengan bebek atau becek, akhirnya Dusun Memek di Desa Tanjung Wadung viral di media sosial. Padahal, aslinya penyebutannya tidak demikian.

“Namanya memang memek, tapi artinya bukan alat kelamin wanita lho,” kata Supono, seperti dilansir dari Radar Jombang, Sabtu, 27, Agustus 2022.

Supono mengakui, di pemerintah desa tidak tersimpan dokumen mengenai nama tersebut. Juga tidak ada sumber lainnya. Sehingga adanya penamaan itu, tidak diketahui bagaimana asal muasalnya.

Bukti-bukti fisik seperti dokumen pemerintahan yang menjelaskan arti kata Memek juga tidak terdapat satupun di balai desa. Tak ada pula benda arkeologi atau peninggalan sejarah yang berhubungan dengan nama Dusun Memek.

Ia menyebut, nama Dusun Memek populer karena terjadi kesalahan pengucapan dari pembaca kata tersebut.

“Sebenarnya huruf e dari nama dusun itu, pengucapannya sama seperti kata jelas atau pernah. Bukan huruf e seperti dalam kata bebek, becek, dan lainnya,” lanjutnya.

Namun yang terjadi, pengucapan nama Dusun Memek sebagian besar menyalahi prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD). Huruf e dalam kata Dusun Memek, dibaca sebagai e (tajam).

Padahal semestinya dibaca sebagai e (lemah). Dalam ilmu Bahasa Indonesia, kata-kata yang memiliki ejaan sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda disebut homograf.

Hal ini diakui Supono sebagai penyebab mengapa nama Dusun Memek begitu populer di masyarakat. Sebab terjadi kesalahan pengucapan kata. Dusun Memek juga diakui Supono telah viral di  media sosial.

“Banyak orang dari luar desa bahkan luar daerah yang sering datang ke Tanjung Wadung, dan bertanya mengenai nama Dusun Memek,” imbuhnya.

Kategori :