Diresmikan Gubernur, Pusat Informasi Konservasi Gajah di Tebo Malah Merugikan Warga

Minggu 21-08-2022,14:02 WIB
Editor : novantosetya

MUARATEBO, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Berada di Desa Muara Sekalo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) yang baru diresmikan beberapa waktu lalu nyatanya tidak sesuai dengan keinginan masyarakat setempat, malah masyarakat merasa dirugikan dengan keberadaannya.

Keberadaan Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) yang didirikan oleh BKSDA Provinsi Jambi tersebut nyatanya tidak sesuai dengan harapan masyarakat khusus Warga Desa Muara Sekalo. Warga setempat bahkan menganggap keberadaan PIKG tersebut merugikan dan membahayakan bagi kebun dan pemukiman warga.

Selain itu, masyarakat setempat menganggap pihak BKSDA Provinsi Jambi mengingkari kesepakatan awal dengan masyarakat terkait pembangunan pagar bagi lahan masyarakat setempat Sepajang 8 KM untuk melindungi kebun dan pemukiman warga dari gajah liar.

Mantan Kepala Desa Muara Sekalo, Suherman saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa bahwa sebelumnya pihak masyarakat telah sepakat dengan pihak BKSDA terkait pembebasan lahan untuk pembangunan pagar listrik kejut sepanjang 30 Km yang kemudian disepakati lagi sepanjang 8 Km untuk melindungi pemukiman dan perkebunan warga yang selama ini selalu dirugikan oleh hadirnya gajah liar.

" Awalnya kami menganggap adanya pusat penangkaran ini, bisa mempermudah akses masyarkat untuk mengadukan keluhannya terkait gangguan akibat gajah liar, malahan sebelumnya juga sudah disepakati untuk membangun pagar pelindung sepanjang 30 Km dan kemudian diperbarui hanya bisa 8 Km saja, itu agar kebut dan pemukiman warga bisa terlindungi dari gajah" ujar Suherman.

Namun kenyataannya menurut Suherman, pagar pelindung bagi perkebunan dan pemukiman warga tersebut tak kunjung dibangun, tapi Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) yang dibangun dan diresmikan duluan. Keberadaan PIKG saat ini memancing hadirnya gajah-gajah liar untuk datang, sehingga membuat perkebunan dan pemukiman menjadi menjadi tidak aman. Karena setiap malamnya selalu didatangi gerombolan gajah liar. 

"Pagarnya belum dibangun namun sudah diresmikan, sehingga saat ini setiap malam selalu ada gajah yang datang, itu sangat menghawatirkan masyarakat setempat" ungkap Seherman.

Dirinya berharap kepada pihak terkait terutama BKSDA Provinsi Jambi untuk bisa segera membangun pagar kejut listrik yang telah disepakati muntuk melindungi pemukiman dan perkebunan warga, agar masyarakat bisa merasa aman dan terlindungi, " kita berharap pihak BKSDA bisa segara membangun pagar pelindung yang sesuai dengan kesepakatan, agar masyarakat merasa aman dari adanya gajah liar yang selalu datang setiap malamnya" tuntas Suherman. 

Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) Kabupaten Tebo itu sendiri diresmikan Pada Sabtu 6 Agustus 2022 lalu. Di sana ditempatkan gajah jinak sebanyak 5 ekor. Desa Muara Sekalo sendiri berada pada kawasan bukit tiga puluh. Terdapat ratusan gajah liar yang tersebar dikawasan bukit tersebut. Bahkan diperkirakan gajah liar yang tersebar dikawasan bukit tiga puluh Desa Muara Sekalo saat ini sekitar 120 ekor. (bjg)

Kategori :