JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID– Ini bisa jadi kabar buruk untuk guru lulus passing grade (PG) jelang seleksi PPPK 2022 (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Hal itu terkait dengan formasi PPPK 2022 di setiap daerah yang tidak mencukupi.
Sebab, sekitar 60 persen pemda memiliki jumlah guru lulus passing grade lebih banyak dibandingkan kuota formasi yang tersedia.
Itu disampaikan Menurut Koordinator Perencanaan Program dan Anggaran Ditjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Andika Gerindra.
“Di satu sisi, sejumlah mata pelajaran (mapel) kelebihan guru lulus PG, seperti bahasa Inggris, guru TK, ekonomi, dan lainnya,” ujarnya dalam rapat koordinasi pemenuhan kebutuhan PPPK guru di instansi daerah yang dimulai 18 Juni hingga Juli mendatang.
Guru-guru lulus passing grade tersebut, sebut Andika, berpotensi besar masuk keranjang.
Artinya, mereka terpaksa harus menunggu antrean diangkat menjadi PPPK jika ada aparatur sipil negara (ASN) yang pensiun.
Solusinya, Kemendikbudristek akan mencarikan dan menempatkan guru lulus passing grade di sekolah yang membutuhkan jika di sekolah induk penuh.
“Hanya saja, jika formasinya yang disiapkan pemda tidak cukup, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” bebernya.
“Dengan terpaksa guru-guru ini masuk keranjang karena kelebihan,” sambung Andika dikutip PojokSatu.id dari JPNN.
Prinsip utama yang diterapkan Kemendikbudristek, jelas Andika, sebisa mungkin menempatkan guru lulus PG di sekolah Induknya.
Akan tetapi, hal itu tetap tidak menggeser honorer ketika PPPK masuk.
Kendati demikian, jelasnya, upaya itu bisa berhasil jika didukung dengan pemda setempat.
Dimana pemda mengajukan usulan usulan kebutuhan formasi PPPK semaksimal mungkin.
“Kemendikbudristek menyiapkan kuota satu juta PPPK guru. Kalau yang diusulkan tidak maksimal bagaimana bisa menyelesaikan seluruh 193.954 peserta lulus passing grade,” tandasnya. (jpnn/ruh/pojoksatu)