JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- PT Bukit Kausar merupakan anak perusahan PTPN VI tertua yang telah ada sejak tahun 2000 silam. Setelah 22 tahun lamanya diakusisi oleh PTPN VI, akhirnya Terhitung Mulai Tanggal (TMT) 7 Juni 2022 lalu, PT Bukit Kausar yang berada di empat desa dalam Kecamatan Rendah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Provinsi Jambi, resmi Merger (bergabung) ke PTPN VI. Sehingga dengan demikian, namanya juga turut berubah menjadi Unit Usaha Bukit Kausar PTPN VI.
PT Bukit Kausar ini merupakan areal perkebunan kelapa sawit, dengan luas areal tanam yaitu 5.000,92 Hektar (Ha). Memiliki Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 4.833,63 Ha, TM non produktif seluas 89,81 Ha, dan areal tanaman cadangan seluas 81,48 Ha.
Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTPN VI Jambi, Achmedi Akbar, saat mendampingi sejumlah awak media saat mengunjungi PT Bukit Kausar mengatakan, bergabungnya PT Bukit Kausar dengan PTPN VI diharapkan kedepannya dapat semakin meningkatkan produktivitas hasil panen. Dan tentunya juga lebih memudahkan dalam hal pengawasan. “Setelah bergabungnya dengan PTPN VI harapannya perusahaan ini semakin sehat dan terus menciptakan profit," katanya.
Hal yang paling mendasar sehingga PT Bukit Kausar bergabung dengan PTPN VI, sebut Achmedi yaitu, hasil yang telah dicapai oleh PT Bukit Kausar sudah sama dengan unit usaha lainnya dimiliki oleh PTPN VI. Apalagi pada tahun 2023 mendatang PT Bukit Kausar ditargetkan dapat menghasilkan 20 ton Tandan Buah Segar (TBS) perhektar, karena berkaca dari tahun 2021 lalu capaian terbaik Bukit Kausar yaitu 14,3 ton TBS perhektar. "Kita optimis ini bisa tercapai, tentunya harus ditunjang dengan proses kerja yang bai," sebutnya.
Sementara itu, Adrian, selaku Manager Operasional Unit Usaha Bukit Kausar menambahkan, PT Bukit Kausar telah mencetak laba tertinggi pada 2021 sebesar Rp 39 Miliar dan memberikan kontribusi laba sebesar Rp 13,96 persen dari total laba konsol PTPN VI. “Bahkan PT Bukit Kausar merupakan satu-satunya perusahaan perkebunan di lingkup Holding Perkebunan Nusantara sejak Juli 2021 tidak memiliki hutang perbankan," ujarnya.
Sebagai salah satu perusahaan holding, PT Bukit Kausar sudah seharusnya tidak luput dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya melalui program Corporate Sosial Responsibillity (CSR). Adapun bentuk CSR yang telah disalurkan sejauh ini berupa pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) dan pemberdayaan masyarakat. Seperti sarana pendidikan, infrastruktur jalan, bedah rumah hingga aliran listrik. "Kita telah membenahi beberapa fasilitas umum, seperti MCK, Madrasah, sekolah, hingga aliran listrik. Kita juga membantu perbaikan jalan dan bedah rumah," ungkap Adrian.
Selama masa rehabilitasi areal PT Bukit Kausar pada tahun 2020 hingga 2021, lanjut Adrian, manajemen PT Bukit Kausar telah melakukan banyak hal, diantaranya membuka areal baru seluas 1.200 Ha, jalan baru sepanjang 60 Kilometer (Km), jembatan plat gelombang sebanyak 23 unit, gorong-gorong beton sebanyak 87 unit, rumah 88 pintu, kantor AFD sebanyak 16 unit, MCK sebanyak 28 unit, sumur bor arthessis sebanyak 16 unit, jaringan PLN sebanyak 366 sambungan. "Ini membuktikan bahwa keberadaan PT Bukit Kausar tidak melulu mengejar profit, namun juga memperhatikan aspek sosial," imbuhnya.
Dalam hal kepemilikan saham PT Bukit Kausar, pada dasarnya didominasi oleh PTPN VI sejak tahun 2000 lalu, dengan jumlah saham sebanyak 47.600 lembar atau 99% milik PTPN VI. Sedangkan sisanya sebesar 1% milik Koperasi Karyawan (Kopkar) PTPN VI. “Hal membuktikan bahwa memang selayaknya PT Bukit Kausar menjadi salah satu Unit Usah PTPN VI,” lanjut Adrian, disela-sela melihat kebun sawit milik PT Bukit Kausar.