Pemerataan Ekonomi Jadi Alasan Kuat BRI Dorong Inklusi Keuangan

Selasa 07-06-2022,17:41 WIB
Reporter : novantosetya
Editor : novantosetya

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memiliki alasan yang sangat  kuat  untuk merealisasikan visi menjadi  “ Champion of Financial Inclusion ”  pada 2025. BRI menyadari betul bahwa hal tersebut dapat mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Direktur Utama BRI Sunarso  di sela-sela acara  World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss,  mengatakan  inklusi keuangan yang banyak melibatkan kontribusi dari berbagai pelaku usaha disebut  inclusivity . Kondisi tersebut, kata dia, akan lebih baik dibandingkan dengan hanya berfokus pada pelaku usaha tertentu, misalnya pelaku usaha besar atau korporasi. 

“Dalam inklusi keuangan,  inclusivity  yang memberikan kesempatan semua pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perekonomian itu jauh lebih baik ,  dibandingkan  jika  kita hanya memberikan kepada segelintir pengusaha untuk menjadi motor penggerak ekonomi. Maka penting untuk kita menggerakkan ataupun mencapai  promoting prosperity  itu melalui  inclusivity , dengan melibatkan banyak pelaku usaha,” katanya menegaskan.

Visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024.   Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada  tahun  2019 baru  mencapai  76,19%  atau m eningkat dari 67,8% pada 2016.

Dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, lanjut dia, harus pula diiringi dengan peningkatan literasi keuangan. Di mana menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03% pada 2019 , meningkat dari  29,7% pada 2016.

“Kita harus  buat  gerakan  sistematis  yang tersistem dalam organisasi, kemudian orang-orangnya kita berikan target bahwa kamu harus mendidik sekian orang  dan  lain-lain. Itu bagian daripada upaya kita meningkatkan  financial literasi index ,” ujarnya.   Untuk mewujudkan hal tersebut setidaknya BRI memiliki 3 strategi utama. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 dari sekitar 530 ribu agen di seluruh Indonesia hingga kuartal I/2022. 

Agen laku pandai tersebut merupakan  hybrid channel  dari BRI secara  brancless banking . Karena Agen BRILink merupakan jaringan konvensional yang dilengkapi dengan layanan digital. AgenBRILink menurutnya secara tidak langsung akan memberikan edukasi awal tentang kemudahan dan keamanan layanan transaksi keuangan digital kepada nasabah. 

Kedua, BRI pun akan mengembangkan  digital advisor  atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital.   Menurutnya, penyuluh digital tersebut adalah salah satu ujung tombak keberhasilan digitalisasi BRI. Dengan demikian akan terjadi akselerasi peningkatan literasi keuangan secara digital di kalangan nasabah. 

Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.

Seperti BRImo yang merupakan  super apps  keuangan digital BRI. BRI mo  adalah layanan  mobile banking  terlengkap dengan lebih dari 100 fitur yang siap melayani berbagai kebutuhan nasabah. Ada pula BRISPOT sebagai  aplikasi pengajuan fasilitas dan layanan kredit konsumer  yang selama ini meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 

E konomi Yang Lebih Tangguh

Sunarso pun menyebut,  inclusivity  dapat mendorong kondisi ekonomi yang lebih tangguh. Sebabnya di masa  men datang tantangan ekonomi akan lebih besar. Dia menjelaskan globalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia. 

Namun, saat ini terdapat pula kecenderungan terjadi fragmentasi dalam skala regional bahkan domestik. Hal itu diperkirakan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi global. Faktor utama yang mendorong terjadinya fragmentasi tersebut antara lain, pandemi Covid-19, juga konflik geopolitik yang menyebabkan  trade dispute  yang mengganggu  global supply chain.

“Oleh karena itu, kontribusi aktif BRI dalam pencapaian inklusi keuangan di Indonesia akan semakin memastikan keberlanjutan bisnis BRI ke depan. Sehingga BRI akan tetap memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh  stakeholder -nya,”  pungkas  Sunarso optimistis. (van)

 

 

Kategori :