UAS Dideportasi dari Singapura, UAS: Apa Serajin Itu Mereka Ikuti Pengajian Saya?

Kamis 19-05-2022,08:56 WIB
Editor : novantosetya

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Perlakuan dan sikap Pemerintah Singapura terhadapnya membuat Ustaz Abdul Somad (UAS) terheran-heran. Padahal, UAS menganggap dia sama sekali tidak pernah menonton kajian dari agama lain hanya sekadar untuk mencari kesalahan.

UAS menegaskan bahkan dia tidak menuntut, apalagi tersinggung mendapat sebutan aneh dari agama lainnya. "Kita juga enggak rese nyari-nyari (kesalahan agama lain)," ucap UAS, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (18/5).

UAS juga memberi sindiran halus kepada pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Singapura yang terus mempermasalahkan ceramahnya. UAS mengira-ngira, apakah sebenarnya Kemlu Singapura secara rutin mengikuti pengajian dan kajian yang ia berikan.

Hal itu lantaran Kemlu Singapura sampai tidak memberikannya akses masuk ke negara berjuluk Kota Singa tersebut.

"Kementerian Luar Negeri Singapura apa serajin itu mereka mengikuti pengajian saya? Dan kalau memang betul mereka rajin, apa paham pegawai-pegawai itu tentang kajian saya?" pungkasnya.

"Siapa yang sebenarnya menyampaikan poin-poin itu ke mereka? Jadi perlu kajian lebih mendalam," lanjutnya.

UAS sampai bingung jika ada pihak yang melarang dirinya menjawab pertanyaan jemaah di dalam masjid, sampai harus dilarang masuk Singapura.

"Konteksnya itu saya sampaikan di dalam masjid, menjawab pertanyaan jemaah. Masa jemaah nanya 'Ustaz, masalah di Palestina gimana?' 'jangan dijawab, nanti kalau dijawab nanti saya enggak bisa masuk ke Singapura'," ucap UAS, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (18/5).

UAS mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin memberikan jawaban seperti itu, apalagi ia merupakan seorang intelektual

"Saya ini profesor, doktor, dosen. Atau 'saya mau jawab tapi jangan direkam ya' loh kan jemaah saya di mana-mana, masa saya musti datang live semua?," tuturnya.

Kemudian ia menjawab juga soal tuduhan yang mengatakan bahwa UAS pernah menyebut di dalam patung ada jin.

Menurutnya apa yang ia katakan juga merupakan hadist Nabi Muhammad SAW. Disebutnya malaikat tidak mau satu majelis dengan jin, bukan malaikat takut kepada jin tetapi karena takut kotor.

Jadi ia menyebut itu menjadi alasan mengapa di dalam rumah umat Islam tidak boleh adanya patung. "Itu ajaran Islam, ditanya jemaah, ya saya jawab," tukasnya.

Lanjut, UAS membahas soal pernyataannya terkait kafir. Ia menuturkan kafir merupakan suatu 'keingkaran'. "Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad SAW itu adalah rasul utusan Allah, maka dia kafir," pungkasnya. (zul/rtc)

Tags :
Kategori :

Terkait