“Nasdem punya track record yang baik dalam dua kali pilpres dengan mendorong Jokowi yang dua kali pula memenangkan kompetisi. Pertimbangan lainnya menurut saya, Erick Thohir punya profiling sebagai anak muda sukses yang datang dari luar Jawa (Sumatera). Dengan begitu, Erick bisa dikomplementerkan dengan figur siapa saja dari Pulau Jawa,” jelasnya.
“Dalam leksikon politik Indonesia, kombinasi pasangan capres-cawapres dari Jawa dan luar Jawa masih relevan hingga saat ini. Nah, tinggal konteksnya dibalik. Erick yang berasal dari luar Jawa diposisikan sebagai capres karena prestasinya yang mumpuni, dipaketkan dengan figur Jawa yang juga punya nilai jual serta repotasi yang baik di masyarakat,” tutupnya. (*)