KERUGIAN Keuangan Negara yang dialami Indonesia akibat korupsi sejak tahun 2004 sampai 2011 sejumlah Rp 34,4 triliun. Sementara itu total asset/ kekayaan Negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp 152,9 triliun dan total kerugian uang Negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp 134,7 miliyar.
Asset/ kekayaan Negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 sebanyak Rp 152,9 triliun itu, 99,65 persen berasal dari sektor hulu migas (asset-aset migas milik Negara yang tidak pernah tercatat oleh pemerintah), kemudian 0,35 persen dari pengalihan hak barang milik Negara.
Sementara kerugian uang Negara yang berhasil diselamatkan KPK tahun 2011 Rp 134,7 miliyar berasal dari penanganan perkara tindak pidana korupsi (TPK), uang pengganti, uang rampasan, uang sitaan, penjualan hasil lelang TPK, penerimaan Negara bukan pajak dan disetorkan ke rekening kas Negara/daerah.
Hal tersebut diungkapkan oleh M Busyro Muqoddas, wakil ketua KPK dalam acara Silaturahim dan Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Provinsi Jambi di Auditorium RRI Minggu (16/9) kemarin.
Mantan ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini juga mengungkapkan, terdakwa yang telah ditangani KPK sejak tahun 2004 sampai Agustus 2012 sebanyak 339 orang, diantaranya; anggota DPR/DPRD 64 orang, menteri/kepala lembaga 6 orang, duta besar 4 orang, komisioner/dosen 7 orang, gubernur 8 orang, walikota/ bupati/wakil 31 orang, eselon I,II,III 103 orang, hakim 6 orang, jaksa 6 orang, swasta 68 orang, lain-lain 35 orang.
Menurut Busyro kekayaan Indonesia sangatlah banyak. Tahun 2005 saja sebanyak Rp 852 Triliun, kemudian tahun 2012 Rp 3023,44 Triliun, meningkat 3,5 kali lipat dengan kekayaan bersih mencapai Rp 1076,07 triliun.
Sementara itu potensi kekayaan Indonesia, seperti Indonesia merupakan lumbung energi panas bumi terbesar dunia, kemudian pengekspor terbesar rotan, penghasil LNG terbesar dunia, produsen timah terbesar dunia, produsen tembaga ketiga dunia, produsen emas kedelapan dunia, produsen kopi terbesar ketiga dunia dan produsen kakao ketiga dunia.
Sementara itu kondisi Indonesia berbanding terbalik dengan kekayaan yan dimilikinya. Saat ini sekitar 84 penduduk Indonesia setiap malam masih dirundung kegelapan, kemudian 35,6 persen konsumsi energi dinegeri ini sangat tergantung pada BBM, angka kemiskinan 30,02 juta jiwa. Tidak hanya itu, hutang luar negeri per November 2011 mencapai Rp 1.816,85 triliun dan harus membayar bunga hutang Rp 115,21 triliun dalam APBN 2011 dan 3,8 juta hektar hutan di Indonesia rusak setiap tahunnya.
Menurutnya untuk menyelamatkan kekayaan Negara tersebut perlu peran serta masyarakat. Masyarakat harus proaktif dalam mengawasi pengelolaan kekayaan Negara. “Korupsi sekarang mengalami kreatifitas, korupsi sudah sitemik. Untuk itu pencegahan korupsi harus dari keluarga,” ujarnya.
(cr4)