Oleh : Riswan
PILKADA Jakarta telah usai. Pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahaya Purnama dengan lebel politik “Jokowi-Ahok” keluar sebagai pemenang pesta rakyat Betawi 2012-2017. Pasangan ini menyikirkan lima pasangan kandidat lain. Mereka menjungkirbalikan estimasi beberapa lembaga survei. Kemenangan pasangan ini cukup menarik untuk di analisa sebagai indikator calon-calon kandidat pilkada yang akan berlaga pada tahun 2013.
Brand Birokrasi Sederhana.
Kesederhanaan Jokowi terlihat dari baju kotak-kotak yang dikenakannya saat pencalonan dirinya. Baju ini telah menjadi brand untuk dirinya dan menjadi trend bagi setiap orang yang mengenakannya. Pemilihan baju ini menunjukan kesederhanaan, ilegan bagi pemakainya dan simpel, kesan inilah yang ditangkap konstituen Jakarta bahwa pemerintahan Jokowi akan memberikan kemudahan kepada masyarakat Jakarta di dalam Birokrasi, lowpropil dan tidak berbelit-belit.
Birokrasi Yang Berhasil.
Jokowi seorang birokrasi daerah yang telah menunjukkan keberhasilan dalam memegang amanah. Memasuki periode kedua jabatan Walikota Solo yang ia emban, Jokowi masuk nominasi 25 orang walikota terbaik dunia versi City Mayors Foundation sebuah lembaga internasional untuk pemerintah daerah yang bermarkas di London, Inggris. Ini sebuah prestise yang cukup membanggakan bagi seorang pemimpin daerah dan masyarakat Solo pada umumnya.
Terpilihnya ia sebagai Gubernur Jakarta, secara otomatis telah mementahkan apriori sebagian orang terhadap masa jabatan kedua tidak akan berjalan dengan baik.
Memilih Pasangan Yang Cocok.
Dalam merebut orang nomor satu Jakarta, peran pasangannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Ahok seorang mantan Bupati Belitung Timur, masih muda, enerjik dengan dukungan pengusaha, telah menjelma menjadi pasangan yang cukup ideal bagi kota metropolitan. Pemilihan pasangan hendaknya didasarkan visi dan misi yang cocok.
Fenomena ini tentu harus dievaluasi Parpol. Tidak ada korelasi positif antara jumlah partai pendukung dengan kemenangan Jokowi. Evaluasi ini sangat diperlukan menjelang pelaksanaan pemilu 2014. Dimana masyarakat butuh action yang nyata, bukan hanya retorika.
Peran Media Massa
Publikasi media masa baik elektronik (televisi, facebook, internet) dan media cetak (koran), serta polling beberapa lembaga survei memberi andil besar untuk kemenangan Jokowi, Jokowi lebih dikenal masyarakat tidak hanya di Solo, tetapi juga seluruh negeri ini.
Semakin dekatnya pelaksanaan pilkada tahun 2013 di beberapa wilayah Provinsi Jambi, efek Jokowi tentu akan diperhitungkan beberapa kandidat yang akan berlaga. Mereka semua tentu akan mengingikan kesuksesan sebagaimana yang diraih pasangan Jokowi-Ahok ini. Virus Jokowi tentu akan menular pada konstituen.
Jokowi Efek akan mempengaruhi para kandidat yang akan berlaga pada pilkada 2013, siapapun dirinya merupakan bagian dari negeri ini dalam membangun tatanan masyarakat dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
*** Penulis Dosen STMIK NURDIN HAMZAH ***