Ade juga mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng-lereng perbukitan selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana yang dapat terjadi setiap saat. \'Saat hujan lebat, potensi bencana longsor cukup tinggi,\' tuturnya.
Saat hujan, kata Ade, pada pukul 16.00, juga terjadi gempa dengan kekuatan 5, 5 SR dengan kedalaman 10 km, terjadi di 521 km barat daya Kepulauan Mentawai. \'Gempa ini tidak berpotensi tsunami, meski kedalamannya 10 km. Masyarakat tak perlu panik,\' ucapnya.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Dedi Henidal mengatakan pihaknya telah mempersiapkan peralatan evakuasi, untuk mengantisipasi terjadi banjir bandang. \'Di beberapa titik yang dianggap rawan,dan sudah mensiagakan kelompok siaga bencana yang ada,\' katanya.
Ada beberapa tempat mendapatkan pantauan serius, yakni, di kawasan Pondok, Tabing, Aiapacah, Bukit Gado-Gado. \'Tempat tersebut diprioritaskan karena sering terjadi banjir yang mengharuskan warga setempat untuk meninggalkan rumah,\' ungkap Dedi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Hermen Peri mengatakan genangan air di ruas jalan karena curah hujan tinggi, dan mengakibatkan air pasang, sehingga air pasang juga menyebabkan sejumlah sungai menguap. Akibatnya, drainase tidak lagi berfungsi seperti biasanya.
\'Drainase tidak lagi berfungsi karena air sudah melebihi ketinggian drainase, sehingga air tidak bisa lagi mengalir,\' ujarnya.
Ia juga mengatakan, genangan air tidak akan bertahan lama sebab setelah terjadi penyusutan air pasang, air akan kembali mengalir seperti biasa dan drainase kembali berfungsi. \'Paling tidak, setelah 3 jam hujan berhenti, air akan mengalir seperti biasa,\' paparnya.
Banyaknya drainase yang rusak, ia mengakui cukup banyak. Namun hal itu tidak mempengaruhi genangan air tersebut. \'Jika masih banyak drainase yang tersumbat, ada kemungkinan air akan banyak tergenang nantinya. Kami imbau seluruh masyarakat untuk melakukan kontrol drainase yang ada di sekitar lingkungannya untuk membersihkan sesegera mungkin, musim hujan akan banyak membuat genangan air,\' tegasnya.
Pembersihan Hulu Kuranji
Di sisi lain, Sekber Pencinta Alam, Rico Rahmad mempertanyakan lanjutan pembersihan hulu Batang Kuranji. Sebab, berdasar hasil evaluasi lapangan 21 September lalu, pengerjaan pembersihan hulu sungai masih belum selesai karena hanya menyelesaikan 2 titik ancaman sejauh 1,5 kilometer dari Patamuan.
\'Kami masih belum mendapat kabar tentang pelaksanaan evaluasi akhir dari pembersihan tahap pertama tersebut. Menurut hasil observasi lapangan yang telah kami lakukan sebelumnya, terdapat 16 titik tumpukan kayu sejauh 8,5 kilometer dari Patamuan,\' ucap Rico.
Rico mengatakan pihaknya khawatir, musim hujan yang terjadi saat ini akan memicu banjir bandang berikutnya. \'Bila sisa material kayu yang menumpuk di hulu Batang Kuranji tersebut tidak dibersihkan,\' sebutnya.
(b/ayu/w/mg18)