Benahi Infrastruktur, Jambi Bangkit

Rabu 24-10-2012,00:00 WIB

Empat kriteria lain yang menaikkan peringkat adalah kemudahan dalam pendaftaran properti, aturan ekspor-impor, komitmen terhadap kontrak, serta resolving insolvency atau regulasi yang memudahkan perusahaan untuk keluar dari kesulitan keuangan.\"

Sebaliknya, lima kriteria yang menurunkan peringkat Indonesia adalah regulasi dalam memulai bisnis, izin mendirikan bangunan (IMB), akses kredit perbankan, perlindungan terhadap investor, serta pembayaran pajak. Agregat dari naik  turunnya sepuluh kriteria inilah yang menempatkan Indonesia berada di posisi 128.\"

Bagaimana posisi Negara lain\" Peringkat 1 WBDB 2013 masih ditempati oleh Singapura. Ini berarti negara kota itu telah tujuh tahun berturu-turut menempati posisi puncak WBDB. Beberapa negara di Asia Tenggara juga menempati posisi yang cukup tinggi, misalnya Malaysia di posisi 12 dan Thailand 18. Vietnam di posisi 99 dan Filipina di posisi 138.\"

Laporan World Bank menyebut, WBDB merupakan parameter untuk mengukur regulasi di suatu negara sehingga tidak mencerminkan secara langsung potensi investasi di negara bersangkutan.\"

Karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia, India, dan Brasil yang kini menjadi favorit investor global justru mendapatkan peringkat yang cukup rendah dalam WBDB 2013. Misalnya, Brasil di posisi 130 dan India di posisi 132. Mereka berada di bawah peringkat Indonesia.\"

Sebagai gambaran, Indonesia, India, dan Brasil masuk daftar lima besar dalam Top 10 Prospective Host Economies 2012\"2014 atau negara yang paling prospektif di mata investor. Daftar tersebut dirilis oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), sebuah \"organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang perdagangan dan pembangunan.\"

Artinya, meski regulasi yang mendukung kemudahan bisnis masih belum optimal, besarnya potensi negara seperti Indonesia, India, dan Brasil tetap membuat investor menanamkan modalnya.\"

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengakui, masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan oleh pemerintah untuk membenahi iklim investasi. \"Pembenahan infrastruktur dan birokrasi perizinan menjadi fokus. Kalau ini berhasil diperbaiki, ekonomi Indonesia akan tumbuh pesat,\" ujarnya.

(fth/owi/c1/nw)

Tags :
Kategori :

Terkait