Benahi Infrastruktur, Jambi Bangkit

Rabu 24-10-2012,00:00 WIB

Ekonomi Indonesia Kian Kuat

JAMBI -  Jambi bangkit atau terjepit. Itulah yang sempat diucapkan oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan saat kunjungan ke Jambi beberapa waktu lalu. Tapi, sepertinya optimisme akan kebangkitan ekonomi Jambi semakin terlihat infrastruktur mulai membaik. Bandara sedang proses pembangunan. Begitupun dengan pelabuhan di Ujung Jabung sudah dapat alokasi dana pusat.

\'Jika infrastruktur ini dibenahi, ekonomi Jambi akan semakin meningkat,\' ungkap pengamat ekonomi Dr Pantun Bukit optimis.

Selama ini lanjutnya, memang problem pembangunan Jambi itu masih seputaran infrastruktur. Kemudian, rasio elektrifikasi, ekspor industri perkebunan yang masih mengandalkan industri primer. Saat ini, untuk energi listrik, Jambi sudah termasuk surplus energi listrik dengan beroperasinya pembangkit Sungai Gelam. Apalagi nanti ditambah dengan beroperasinya PLTA Kerinci.

\'Hanya saja memang yang menjadi PR kedepan, bagaimana ada terobosan untuk pembangunan industri hilir yang berbasis sawit dan karet. Jangan lagi industri primer,\' tutur Dosen Unbari ini.

Saat ini lanjutnya, potensi karet dan sawit Jambi cukup menjanjikan dengan luas sawit sebanyak lebih kurang 600 ribu hektare. Ditambah lagi dengan perkebunan karet sebanyak 700 ribu hektare. Secara makro sendiri, perekonomian Jambi di triwulan III tahun 2012 ini cukup baik. Dimana inflasi jauh menurut dari triwulan sebelumnya. inflansi Jambi yaitu sebesar 4,43 persen. Ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya 6,80 persen.

\'Inflansi di Jambi masih baik, dibawah standar nasional  sebesar 5. Dan pada bulan Oktober inflasi yang paling terlihat yaitu Inflasi Cabe merah yang naik 28 persen,\' ungkap kepala BPS Provinsi Jambi, Yos Rusdiyansyah.

Sementara itu, Indonesia terlihat makin elok di mata dunia internasional. Dalam laporan terbaru World Bank Doing Business (WBDB) 2013, Indonesia berhasil menempati peringkat 128 atau naik dua peringkat jika dibandingkan dengan laporan World Bank Doing Business 2012 yang di posisi 130.

     Direktur World Bank Indonesia Stefan Koeberle mengatakan, Indonesia telah membuat beberapa perbaikan mendasar selama delapan tahun terakhir. \"Perbaikan ini terus diupayakan untuk memperkuat perekonomian,\" ujarnya kemarin (23/10).\"

\" \"WBDB 2013 merupakan seri ke-10 dari laporan investigasi tahunan Bank Dunia yang dilakukan di 185 negara untuk mengukur kemudahan berbisnis di tiap-tiap negara. Kemarin laporan setebal 270 halaman tersebut dirilis langsung oleh kantor pusat Bank Dunia di Washington DC, AS.\"

 Menurut Koeberle, WBDB 2013 menyorot  sepuluh kriteria yang terkait dengan regulasi yang memudahkan atau justru menyulitkan para pebisnis. Dari sepuluh kriteria yang ditetapkan World Bank dalam laporan Doing Business 2013, ada lima kriteria yang mengakibatkan Indonesia naik peringkat dan lima kriteria lain Indonesia turun peringkat. \"Perbaikan layanan mendapatkan listrik di Indonesia adalah yang paling signifikan,\" katanya.\"

\" \" \" \" Sebagai gambaran, dalam kriteria akses mendapatkan listrik,  Indonesia yang pada Doing Business 2012 berada di peringkat 158 kini melonjak sebelas tingkat ke peringkat 147. Kemudahan akses listrik inilah yang mendapat sorotan utama dari World Bank.\"

Dalam laporannya, World Bank menyebutkan salah satu upaya yang sangat baik sudah dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ini terkait dengan berbagai kemudahan untuk mendapatkan sambungan listrik baru bagi pelaku bisnis maupun rumah tangga.\"

Sebagaimana diketahui, ketika Dahlan Iskan diangkat menjadi direktur utama PT PLN pada 23 Desember 2009, salah satu program utamanya adalah menyelesaikan daftar panjang antrean listrik yang jumlahnya mencapai lebih dari 2,5 juta antrean.\"

Mengambil momentum Hari Listrik Nasional, pada 27 Oktober 2010, PLN mencanangkan program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan Listrik (GSSSL). Program tersebut terus dikembangkan hingga dalam waktu singkat seluruh daftar antrean sudah bisa diatasi. Tidak hanya itu, melalui gerakan ini, praktik pungutan liar (pungli) yang membuat biaya penyambungan listrik begitu mahal pun bisa diberantas.\"

Tags :
Kategori :

Terkait