JAMBI-Kelangsungan ekonomi kerakyatan merupakan syarat terpenting kemajuan suatu daerah, termasuk kota Jambi.
Hal ini menjadi perhatian utama ketua DPRD Provinsi Jambi yang juga merupakan calon walikota Jambi EFFENDI HATTA.
“Walaupun dari skala permodalan ekonomi kerakyatan kecil, tetapi dapat menjadi tumpuan ekonomi perkotaan, ribuan rumah tangga hidup di sektor ini. Para pedagang sayur, toko kelontong, manisan dan warung-warung rokok di pinggir jalan merupakan penggerak ekonomi rakyat, sehingga keberlangsungan sektor ini mesti diproteksi,” ujarnya.
Jika sektor ini dimasuki pemodal besar, ekonomi kota akan mengalami ketimpangan, yang kaya makin kaya dan si miskin makin tertinggal, akhirnya masyarakat makin jatuh ke jurang kemiskinan.
Kekhawatiran Effendi Hatta ini bukan tanpa alasan, dalam waktu satu tahun terakhir keberadaan pedagang kaki lima makin terpinggirkan dengan keberadaan toko eceran (retail) modern. Pangsa pasar mereka makin tergerus oleh keberadaan retail modern. Jika ada yang beralasan retail modern memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan warung-warung masyarakat, ini satu pembodohan, bagimana mungkin mereka memiliki pangsa pasar yang beda.
“Jika keberadaan retail tersebut berada di tiap sudut kota dan jalan, semestinya keberadaan retail modern di atur dalam jarak tertentu, sehingga warung masyarakat masih bisa hidup,” jelasnya.
Ke depan pedagang kaki lima dan usaha kecil mesti dilindungi, dan ini menjadi tugas pemerintah kot, regulasi harus ditegakkan, harus diatur, radius berapa meter retail modern bisa berdiri tanpa mengganggu pedagang biasa. Selain itu keberadaan usaha kecil mesti di dorong melalui program dana bergulir, pembinaan dan penyediaan lokasi usaha yang representatif juga harus diadakan.
“Sehingga ada jaminan lokasi bagi mereka, tanpa harus bersaing dengan pemodal besar, dan ini membutuhkan komitmen dari pemimpin kota, untuk berpihak pada masyarakat kecil,” tandasnya.
(adv)