GAZA CITY - Baru kemarin (22/11) gencatan senjata antara Israel dan Palestina diberlakukan, namun sudah muncul insiden bersenjata. Militer Israel menembak mati seorang warga Palestina dan melukai sembilan lainnya di wilayah perbatasan Gaza, Jumat (23/22).
Pejabat lembaga kesehatan di Gaza, Adnan Abu Salmia mengatakan, insiden berdarah itu merupakan yang pertama kali sejak gencatan senjata efektif diberlakukan. Meski demikian penembakan itu tak membahayakan kesepakatan gencatan senjata Palestina-Israel yang dimediasi Mesir.
Menurut Adnan, pria Palestina yang terbunuh hari ini akibat peluru Israel merupakan anggota dari kelompok orang yang mencoba mendekati perbatasan Israel untuk mengambil puing Jeep milik militer Israel. Namun tentara Israel yang melihat orang-orang Palestina mendekati zona perbatasan langsung menembak sehingga menewaskan satu orang dan melukai sembilai lainnya.
Militer Israel menyebut pria Palestina itu ditembak karena berusaha menyusup. Pihak militer Israel mengkalim telah melakukan tembakan peringatan ke udara untuk memperingatkan sekelompok orang Palestina yang mencoba mendekati perbatasan di Gaza. Israel memang mensyaratkan satu mil dari wilayah perbatasan Gaza-Israel harus steril.
Kesepakatan untuk mengakhiri serangan roket dari Gaza ke Israel maupun dari militer Israel ke Gaza itu tercapai setelah delapan hari pertempuran yang tercatat sebagai paling berdarah selama empat tahun terakhir. Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah yang berasal dari Hamas, telah menyerukan kepada faksi-faksi militan untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata dengan tidak menembakkan roket ke wilayah Israel.
(ap/ara/jpnn)