Return Berpotensi 20 Persen

Sabtu 01-12-2012,00:00 WIB

 JAKARTA-Ekspektasi terhadap pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun depan cukup tinggi. Dengan asumsi bisa finish di kisaran 4,500 akhir tahun ini maka akhir tahun depan berpotensi menyentuh level 5,500.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Pardomuan Sihombing, mengatakan potensi ke level 5,500 itu dengan rumusan potensi 4,500 di akhir tahun ini dikalikan dengan potensi pertumbuhan emiten di kisaran 20 persen. ‘‘Kami perkirakan potensi pertumbuhan kinerja emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan antara 15 persen sampai 20 persen,’‘ ujarnya di gedung BEI, kemarin.

Pada tahun ini pertumbuhan kinerja emiten secara year to date diperkirakan bisa mencapai 18 persen. Potensi peningkatan kinerja masih ada karena beberapa sector industry yang ada masih memiliki prospek positif sampai dengan tahun depan. ‘‘Kinerja IHSG tahun depan akan ditopang finance, infrastruktur, properti, industry dasar, aneka industry, dan perdagangan,’‘ terangnya.

Scenario menempuh level 5,500 untuk IHSG tahun depan dengan harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 6,3 persen walaupun saat ini sedikit terkoreksi menjadi 6,1 persen akibat aktivitas ekspor turun sedangkan impor meningkat. ‘‘Akibatnya rupiah melemah dan bisa berdampak kepada kenaikan inflasi,’‘ tuturnya.

Maka butuh stimulus dari pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi itu. Paling ampuh adalah pembangunan infrastruktur supaya semakin banyak aktivitas industry di Indonesia. ‘‘Jangan sampai seperti Belanda. Dulu dia kaya akan gas terus terlalu focus ke eksplorasinya tanpa memikirkan manufaktur. Gasnya habis, sekarang dia salah satu paling miskin di Eropa,’‘ ungkapnya.

 

Hal yang perlu diantisipasi karena berpotensi merusak scenario itu adalah permasalahan di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Jika ada dampak kepada market di Indonesia maka potensi pertumbuhan emiten bisa terdiskon sebesar 5 persen menjadi 15 persen atau kurang dari itu.

Pardomuan menilai bahwa target pertumbuhan kinerja emiten sebesar 20 persen itu bukan hal yang bombastis. Secara empiris dalam 23 tahun terakhir IHSG naik rata-rata 19,6 persen dan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di kisaran 6 persen dalam 10 tahun terakhir. ‘‘Bagaimana jika infrastruktur sudah dibangun, bisa lebih dari itu,’‘ pikirnya.

CEO Remax Capital, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan penutupan harian IHSG tertinggi sepanjang tahun ini ada di level 4,378 dan terendah di level 4,222. Namun pernah juga di tengah transaksi IHSG menyentuh level 4,391. ‘‘Jika IHSG sampai ke level 4,389 sampai 4,400 di sisa waktu ini maka berpeluang lanjut ke 4,500,’‘ ungkapnya.

(gen)

Tags :
Kategori :

Terkait