MUARA TEBO – Sebulan terakhir ini, petani karet dan sawit di Desa Teluk Singkawang Kecamatan Sumay, mengaku resah dengan ulah pencuri yang beraksi pada malam hari.
Ketua RT 04 Desa Teluk Singkawang Saiful (40), juga petani karet mengaku, pencuri menggasak karet malam hari. Dimana getah hasil sadapan selama sepekan yang telah dikumpulkan petani, baru diketahui hilang di pagi harinya.
Maraknya aksi pencurian itu, membuat petani merana. Tidak ada lagi barang yang bisa dijual untuk menutupi ekonomi keluarga. Belakangan sejumlah petani terpaksa berhutang ke warung atau tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Petani disini tidak tahu lagi solusinya untuk mengatasi aksi maling yang memang mahir saat beraksi. Kami sudah sering mengintai, tapi tetap saja getah karet milik petani hilang,” ungkap Saiful, kemarin.
Ia juga mengatakan, saat harga karet pernah melambung mencapai Rp18 ribu sampai Rp24 ribu perkilogram, banyak getah karet petani yang hilang, namun saat harga turun antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per kilogram, aksi pencuri masih tetap marak.
”Walau harga karet turun, pencuri masih tetap beraksi. Lebih kasihan lagi, penakik karet atau buruh penyadap karet yang mengharapkan upah, bagaimana mereka penuhi kebutuhan perut dan kebutuhan sekolah anak-anaknya. Jika karet milik tuan mereka hilang dicuri,” tuturnya sedih.
Begitu juga yang dikeluhkan Samsir, petani kelapa sawit. Ia mengaku sudah beberapa kalinya pencuri menggasak Tandan Buas Segar (TBS) miliknya, begitu juga dengan TBS milik petani sebelah kebunnya, turut jadi korban.
Samsir dan petani lainnya berharap ada solusi dan minta pihak Kepolisian ikut mengawasi ulah pencuri dan segera menangkapnya. Begitu juga dengan dengan pemerintah untuk lebih memperhatikan hal tersebut. “Ulah pencuri Ini sudah sangat meresahkan sekali, bukan satu kali saja ia melakukan aksinya, tapi sudah berkali-kali,” pungkasnya.
(ial/jenn)