Dukung Pembangunan Jembatan, Minta Perhatian dari Pemerintah
PENAMBANG ketek yang biasa beroperasi di kawasan Tanggo Rajo, kini mulai harap-harap cemas. Pasalnya, pembangunan jembatan gantung menuju Seberang Kota Jambi tentunya sedikit banyak akan berimbas pada pencaharian mereka.
RAKHMAD FADHILLAH
USAHA tambang ketek dari Seberang Kota Jambi menuju ke kawasan Pasar Jambi sudah dilakoni warga seberang sejak puluhan tahun silam. Saat ini, dimulainya pembangunan jembatan gantung sebagai icon wisata Provinsi Jambi, menimbulkan keresahan bagi para penambang. Mereka mendukung program Pemprov Jambi tersebut, namun di satu sisi mereka juga mengharapkan perhatian dari pemerintah.
“Kami mendukung dengan apa yang dicanangkan oleh pemerintah, namun sebaliknya, apakah pemerintah akan juga memperhatikan kondisi kami sebagai penambang ketek di kawasan perairan Sungai Batanghari ini,” ujar Zainuddin, koordinator penambang ketek Tanjung Johor Tahtul Yaman Sebrang Kota Jambi kepada harian ini kemarin (26/12).
Menurutnya, dari segi wisata, memang pembangunan jembatan ini sangat berdampak bagi kemajuan pariwisata di Kota Jambi, khususnya Jambi Kota Seberang.
“Saya rasa dengan dua jembatan yang telah dibangun pemerintah selama ini sudah cukup, namun karena ini adalah program pemerintah, ya kami mendukung saja, mungkin ada tujuan lain yang dianggap pemerintah lebih menghidupkan kawasan wisata di Kota Sebrang ini,” ujarnya lagi.
Dia juga menjelaskan, dengan wacana pemerintah untuk membangun jembatan gantung memang menuai sedikit pro dan kontra antar masyarakat.
‘’Tujuan pemerintah memang bagus, tapi untuk penambang ketek di kawasan Seberang sana bagaimana, tentunya pemerintah juga harus memikirkan. Bagaimana, jika pembangunan jembatan ini selesai penambang ketek yang selama ini adalah mata pencaharian utama mereka menjadi mati,”cetusnya.
Selain itu, katanya, ada juga wacana pemerintah untuk membuat kapal kajang lako. Ini juga akan menjadi kendala bagi penambang ketek.
‘’Seharusnya, pemerintah mengurungkan niat untuk membuat kapal Kajang Lako ini, dan ini akan mematikan usaha penambang ketek,” ujarnya.
Menurut Zainuddin, alangkah baiknya dana pembuatan kapal Kajang Lako diserakan kepada penambang ketek untuk kemudian ketek direnovasi menjadi kapal Kajang Lako.
‘’Karena sesuai yang kami ketahui, kapal kajang lako yang lama pernah dibuat saja tidak pernah diurus sama sekali, dan sekarang sudah hancur,” tutupnya. ***