JAKARTA- Tahun depan pemerintah bakal mengalokasikan impor gula mentah (raw sugar) 2,265 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah 3,61 persen dibanding dengan realisasi tahun lalu yaitu 2,35 juta ton.
Pelaksana Tugas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan. Bachrul Chairi mengatakan alokasi tersebut masih bisa ditambah, melihat kondisi yang ada. Ia menjelaskan, di awal 2012 alokasi impor raw sugar 2,1 juta ton. Namun, November kemarin diputuskan untuk menambah kuota impor 250 ribu ton. Hal itu terkait dengan desakan dari perusahaan makanan dan minuman yang mengaku susah mendapatkan gula.
“Kebutuhan gula untuk industri semakin meningkat. Tahun depan juga ada rencana pembangunan pabrik gula baru. Semua masih bisa berubah. Dilihat dulu seperti apa, kalau kurang ya ditambah,\" terangnya saat ditemui di kantornya kemarin.
Alokasi tersebut dialokasikan untuk delapan perusahaan gula rafinasi yaitu, PT Duta Sugar International, PT Jawamanis Rafinasi, PT Angel Products, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene, dan PT Sugar Labinta.
Selain itu juga ada rencana dialokasikan untuk gula konsumsi yang akan dialokasika kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Ia berkata, besaran alokasi yang diberikan kepada masing-masing perusahaan ditentukan oleh investasi dan performance tahun ini. “Nanti akan dihitung ulang PTPN mana saja yang memerlukan. Mengingat ada beberapa perusahaan yang gagal memenuhi kuota impor hingga akhir tahun. Seperti PTPN X yang ada di Sulawesi,” ujarnya.
Sementara itu, menurut proyeksi Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) kebutuhan gula untuk industri akan naik 8 persen dibanding tahun lalu atau 2,7 juta ton. Kenaikan itu disebabkan adanya beberapa investor baru di industri makanan minuman. Misalkan saja dari Uni Eropa dan Jepang.
(jpnn)