TAIWAN - Dua perusahaan pembuat netbook, Asus dan Acer, memutuskan untuk tidak membuat laptop murah lagi. Keputusan tersebut resmi dilakukan mulai 1 Januari 2013.
Namun seperti diberitakan Guardian yang melansir Digitimes, Senin (31/12) lalu, pasar netbook dunia pada intinya telah mati ketika Asus dan Acer menghabiskan persediaan netbook mereka. Awalnya, komputer jinjing dengan ukuran mini itu meledak ketika Asus memperkenalkan EePC lima tahun silam.
Harga murah yang dikombinasikan dengan ukuran yang ringkas, menjadikan netbook dipilih banyak orang. Data menunjukkan pada kuartal pertama 2010, jumlah netbook di pasar dunia mencapai 9 juta unit.
Selain Asus dan Acer, berbagai perusahaan komputer dunia juga meramaikan pasar netbook, seperti HP, Toshiba hingga Dell. Lantas munculah komputer tablet yang dipelopori dengan iPad buatan Apple pada awal 2010, yang diikuti tablet-tablet dengan sistem operasi Android.
Dengan harga relatif sama, beberapa di antaranya bahkan lebih murah sehingga pengguna komputer dihadapkan pada pilihan yang lebih atraktif. Membaca dan mengirim email maupun berselancar di dunia maya yang selama ini identik dengan netbook, jauh lebih enak diakses melalui tablet dengan layar sentuh.
Karenanya tidak mengherankan bila penjualan netbook turun tajam. Pada kuartal keempat 2011, produksi netbook anjlok menjadi hanya 6,2 juta di seluruh dunia. Selain tablet, populernya ultrabook juga menjadi penghadang netbook. Laptop super tipis dan ringan yang dulu sangat mahal, dalam beberapa tahun belakangan ini makin terjangkau.
ASUSTeK dan Acer adalah hanya dua perusahaan masih membuat netbook, sementara perusahaan lainnya telah seperti Samsung, HP dan Dell bergeser ke tablet. ASUSTeK dan Acer terutama menyasar di Asia Tenggara dan Amerika Selatan tetapi tentu saja wilayah itu sekarang menjadi target sasaran smartphone dan tablet Android murah.
(Esy/jpnn)