MUARABULIAN - Jembatan sepanjang 50 meter yang dianggap bagi anak-anak dan ibu-ibu merupakan jalur aman yang ditempuh setiap harinya untuk beraktivitas, yang terletak di RT 21 Jlan Orang Kayo Hitam Kelurahan Muarabulian, Batanghari, SZenin dini hari tadi sekitar pukul 04.00 ambruk. Sebagian jembatan kayu yang berada di atas Sungai Bulian jatuh ke dalam sungai. Kontan saja jembatan tidak bisa lagi dilintasi warga.
Pantauan di lapangan, terlihat bagian yang ambruk dari jembatan ini sepanjang 25 meter. Sedangkan sebagiannya lagi tetap bertahan pada posisinya. Ambruknya jembatan yang dibangun pada tahun 1917 ini diduga karena adanya pembangunan turap yang belum selesai di sekitar jembatan. Pembangunan turap yang merupakan proyek Provinsi Jambi, membuat tanah disekitar jembatan menjadi terbis dan longsor, longsornya tanah itu diduga menjadi penyebab utama berkurangnya kekuatan tiang penyangga jembatan, sehingga tidak bisa lagi menahan beban badan jembatan.
Agus, warga setempat mengatakan meski telah berumur tua, jembatan Orang Kayo Hitam ini masih dianggap sebagai infrastruktur vital bagi warga sekitar, karena mayoritas anak-anak sekolah lebih memilih melewati jembatan ini daripada melewati jalan raya. Jembatan yang berkonstruksi kayu ini juga merupakan jalur aman bagi ibu-ibu yang hendak menuju pasar keramat tinggi, dan bagi anak-anak yang hendak menuju kesekolah. ‘’Ini jalur aman, bagi anak-anak yang pergi dan pulang dari sekolah, dan ibu-ibu yang hendak kepasar juga memilih jalur ini dari pada jalan raya,’’ ungkapnya.
Sementara Kabid Bina Marga Dinas PU Batanghari, Edy Fernando, ketika dikonfirmasi terkait ambruknya jembatan mengatakan memang ada wacana pembangunan jembatan gantung sebagai pengganti jembatan kayu, ‘’Namun kapan pembangunan jembatan direalisasikan, saya belum tau. Terkait pembangunan turap yang diduga menjadi penyebab ambruknya jembatan, kami telah berkoordinasi dengan ihak Dinas PU Provinsi Jambi, agar turap diperbaiki,’’ tandas Edy.
(cr6)