JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum meminta pihak yang menudingnya terlibat kasus dugaan korupsi untuk membuktikan tudingan itu. Anas lelah juga menghadapi sejumlah tudingan yang dialamatkan padanya. Dimulai dari kasus dugaan korupsi di proyek Wisma Atlet hingga kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang.
\"Yang menuduh yang harus buktikan dong. Saya sudah jelas tidak terlibat urusan hukum,\" tegas Anas di sela-sela acara KAHMI di JCC Senayan, Jakarta, Selasa malam (5/2).
Ia mengaku sudah biasa nama politisi partai politik disebut-sebut karena kasus korupsi. Namun menurutnya, hal itu seharusnya tidak mempengaruhi elektabilitas maupun kehidupan parpol. Partai, kata dia, tidak akan bergejolak dengan dinamika semacam itu.
Tudingan bahwa Anas terseret kasus korupsi sepertinya juga tak membuat para kader HMI kehilangan respek. Bahkan dalam acara KAHMI itu, Anas tetap disanjung dan disambut. Tidak sedikit pun ia terlihat minder dengan statusnya yang kini dipertanyakan.
\"Kalau disebut-sebut namanya, kan itu hal yang biasa. Ada yang disebut urusan pajak, urusan Lapindo, ada yang disebut urusan Hambalang, banyaklah. Tapi disebut-sebut kan bukan ukuran. Yang penting kerja keras,\" pungkas Anas.
Sejak tahun 2011 kasus M Nazaruddin mencuat, nama Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum tidak pernah absen dalam pemberitaan media massa. Namun, jarang nama Anas disebut karena prestasinya sebagai politisi. Ia justru dikenal karena tudingan tentang keterlibatannya dalam kasus dugaan korupsi seperti berkali-kali disampaikan Nazaruddin.
Kini, nama Anas justru dianggap sebagai biang kemerosotan dukungan ke partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. Namun Anas justru merasa jadi korban pemberitaan media.
\"Kadang-kadang (disudutkan, red) khususnya oleh Metro TV,\" ujar Anas dengan senyum dingin, saat menghadiri acara KAHMI di Jakarta, Selasa (5/2).
Meski terus dituding, Anas tetap bernapas lega karena hingga saat ini belum ada yang dapat membuktikan keterlibatannya dalam kasus korupsi. Hingga saat ini, statusnya pun masih menjadi saksi untuk sejumlah kasus yang digarap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bahkan sejumlah elit PD ikut meminta KPK memperjelas status Anas yang dianggap telah menurunkan elektabilitas partai pemenang Pemilu 2009 itu. Berdasarkan survei terakhir, elektabilitas PD turun hingga 8,3 persen, atau yang terendah sejak 2009.
Anas sendiri berkelit saat dituding menjadi biang merosotnya PD. \"Kalau PD turun, faktornya tidak tunggal. Jangankan Demokrat, partai yang tidak jadi bulan-bulanan saja turun. Ada yang cuma 1,4 persen enggak ribut, 2,7 persen enggak ribut. Karena itu yang bagus adalah makin solid, makin kompak, makin waras berpikirnya, dan kerja keras. Cukup itu,\" tandas Anas.
Dibagian lain, Anas menyebutkan hasil survei tentang Demokrat yang dikeluarkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu aneh.
\"Terus terang saya membandingkan hasil-hasil survei dari berbagai lembaga yang kredibel, saya membandingkan itu dan hasil survei yang dirilis kemarin terakhir itu sedikit agak aneh,\" kata Anas.
Mengapa Anas menyebut survei itu aneh ? Anas tak menjawab alasannya. Ia hanya memastikan, jika memang partainya kini telah kalah pamor, maka ia mengajak seluruh kader Partai Demokrat untuk membangun kembali citra baik partai berlambang mercy itu. Konsolidasi, tuturnya, tetap dijalankan hingga saat ini.
\"Anehnya, tidak perlu saya jelaskan, anda semua pasti tahu. Tetapi poin saya adalah ketika angka partai itu turun rasionalitas politik kita akan mengatakan mari seluruh kader, solid, kompak, dan bekerja makin keras,\" tegasnya pada wartawan.