JAKARTA - Langkah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil alih peran sepenuhnya di partai merupakan upaya menyelamatkan partainya. Pengamat Politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago pun menanggapi bahwa \"penonaktifan\" Anas hanya menjadi langkah awal.
\"Saya menduga, akan ada lanjutannya,\" kata Andrinof kepada JPNN, Sabtu (9/2).
Meski SBY memutuskan mengambil alih pimpinan Partai Demokrat, menurut Andrinof, SBY tak kan bisa mengurus partai secara langsung. Ia tentu menunjuk seorang pelaksana tugas yang akan menindaklanjuti arahannya untuk menata partai.
Namun demikian hal itu tidak akan mudah. Pasalnya, terlaksana tidaknya rencana tersebut sangat tergantung bagaimana cara Anas menyikapi langkah SBY. \"Kalau Anas memilih berhadapan, tidak ada jaminan Anas dan pendukungnya akan eksis. Sedangkan Partai Demokrat sudah pasti akan menciut,\" kata Andrinof.
Seperti diketahui, SBY akhirnya memutuskan untuk mengambilalih pimpinan Partai Demokrat. SBY memutuskan hal itu agar Anas bisa fokus menghadapi dugaan korupsi. Keputusan itu diambil setelah Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar rapat kemarin.
SBY menyatakan, segala keputusan kebijakan Partai Demokrat dijalankan oleh Majelis Tinggi. \"Anas yang tetap jadi Wakil Majelis Tinggi, sementara (Partai Demokrat) saya pimpin langsung. Saya berikan kesempatan (ke Anas, red) untuk lebih memfokuskan diri mengahdapi persoalan dugaan korupsi di KPK,\" kata SBY.
(gil/jpnn)