JAKARTA-Obligasi korporasi makin diburu investor. PT Bank OCBC NISP Tbk misalnya, yang mencatat hasil penawaran awal (Bookbuilding) Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013, menunjukkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga Rp 1 triliun.
\"Di tengah kondisi pasar dan ketatnya persaingan saat ini, ada permintaan yang kuat dari para investor. Alhasil penawaran oblighasi kami oversubscribed,\" ungkap Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja, kemarin (11/2). Seperti diketahui, obligasi yang ditawarkan dengan jumlah pokok sebesar Rp 3 Triliun.
Ia menambahkan, banjir permintaan investor tersebut juga didukung oleh sentimen positif dari peringkat peringkat idAAA (idn) dari Fitch Rating untuk instrumen Obligasi. \"Hal ini mencerminkan kemampuan dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang pada surat utang,\" terangnya.
Parwati menambahkan, obligasi tersebut diterbitkan dalam tiga seri. Yakni pertama seri A dengan tenor 370 hari, dengan indikasi bunga antara 6,0 persen hingga 6,75 persen per tahun. Berikutnya obligasi seri B yang memiliki tenor sepanjang 2 tahun dengan proyeksi bunga 6,25 persen hingga 7,25 persen. Dan yang terakhir adalah seri C dengan tenor 3 tahun, dan proyeksi bunga 6,75 persen sampai 7,60 persen.
Return yang optimal tersebut, jelas Parwati, diharapkan dapat menarik minat investor. Pasalnya. nantinya dana obligasi ini akan digunakan juga oleh perseroan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan khususnya kredit UKM. \"UKM adalah core segment kami. Persentase kontribusi aset ritel dan ukm mencapai 50 persen. Sisanya baru dibagi antara corporate dan consumer,\" jelasnya.
Dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan I tahap pertama pada tahun ini, Parwati menyebutkan, pihaknya memilih beberapa sekuritas sebagai penjamin emisi. Di antaranya PT Indo Premier securities, PT Mandiri Sekuritas, PT NISP Sekuritas, dan PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Sebagai tambahan informasi, kinerja saham emiten dengan kode NISP tersebut berjalan stagnan pada akhir sesi perdagangan kemarin. Nilai saham NISP ditutup di level Rp 1.590 per lembar saham. Nilai kapitalisasi pasar NISP saat ini tercatat sebesar Rp 13,59 triliun.
(gal)