JAMBI- Para pengusaha optimis kegiatan dunia usaha akan meningkat mencapai 1,79 persen pada Triwulan I tahun 2013. Pertumbuhan tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya sektor pertanian 2,09 persen khususnya sub sektor perkebunan dan tanaman pangan yang diperkirakan tumbuh 2,41 persen dan 2,29 persen. Demikian disampaikan Marlison Hakim, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengenai hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Triwulan IV-2012 dalam realisanya kepada Jambi Ekspres.
Marlison mengatakan, musim panen padi yang mulai berlangsung di triwulan ini akan mendorong tumbuhnya sub sektor tanaman pangan. Sementara itu, meningkatnya harga karet di tingkat internasional dapat menjadi insenstif tersendiri bagi pengusaha untuk meningkatkan produksi perkebunan. Adanya kesepakatan tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand dalam membatasi ekspor karet mampu meningkatkan harga jual tersebut. “Peningkatan pertanian di Jambi akan diikuti dengan meningkatnya industri pengolahan, yang merupakan pengembangan produk turunan dari sektor pertanian. Sebaliknya, trend menurunnya intensitas penyelenggaraan acara di awal tahun menyebabkan perlambatan pada sektor perdagangan hotel dan restoran terutama hunian hotel,” jels Marlison.
Trend kenaikan harga komoditas tersebut juga terlihat dari meningkatnya perkiraan harga jual. Pengusaha mempersepsikan harga jual komoditas perkebunan tumbuh 2,41 persen. Namun, membaiknya perekonomian tersebut juga diikuti dengan perkiraan peningkatan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2012. Selanjutnya, geliat pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan penggunaan tenaga kerja mencapai 4,57 persen. Musim panen tanaman pangan umumnya diikuti dengan meningkatnya kebutuhan pekerja yang diperkirakan sebesar 0,76 persenserta sektor perdagangan 0,74 persen.
Namun demikian, kenaikan harga komoditas diharapkan tidak serta merta diikuti dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, akan tetapi diarahkan kepada yang bersifat produktif sehingga dapat menopang kehidupan jika terjadi shock harga di kemudian hari. “Dan juga maraknya pembangunan di Jambi diharapkan tidak meningkatkan ekspektasi masyarakat terhadap harga yang dapat menjadi bubble bagi perekonomian sehingga berpeluang untuk meningkatkan inflasi Jambi,” Imbuh Marlison Hakim.
(kar)