PONTIANAK-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berusaha mengawal semangat pluralisme yang diperjuangkan Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Salah satu upaya mereka adalah membangun Monumen Gus Dur sebagai pengingat semangat pluralisme Gus Dur.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa Gus Dur merupakan tokoh yang konsisten memperjuangkan kebudayaan Tionghoa agar bisa diterima secara terbuka di tanah air. \"Gus Dur tampil sebagai pendobrak bagi kelompok minoritas. NU dan Tionghoa memiliki hubungan batin yang kuat dengan Gus Dur,\" ujar Muhaimin saat menghadiri Festival Cap Go Meh di Singkawang Sabtu malam (23/2).
Muhaimin membeberkan, Gus Dur semasa menjadi presiden menerbitkan Keppres No 6/2000 untuk membatalkan Inpres No 14/1967 yang membatasi kepercayaan maupun adat istiadat Tionghoa. Inpres tersebut diberlakukan pada awal-awal pemerintahan Orde Baru. \"Inpres telah mengekang warga Tionghoa selama puluhan tahun sehingga Imlek dan Cap Go Meh pun tak bisa dirayakan secara terbuka,\" jelasnya.
Karena itu, Muhaimin menegaskan bahwa ada baiknya dibangun Monumen Gus Dur sebagai pengingat makna kebinekaan.\"Di momen Cap Go Meh yang sangat berharga ini saya mengusulkan agar di Kalbar, khususnya Singkawang, kita bersama-sama dapat mendirikan Monumen Gus Dur,\" cetusnya.
Muhaimin pun tak mau dianggap hanya mengumbar janji. Dia langsung memerintahkan Wakil Bendahara Umum DPP PKB Daniel Johan untuk segera berkoordinasi dengan masyarakat Singkawang agar monumen itu bisa terwujud.
Dia berharap penghargaan tersebut diwujudkan secara swadaya masyarakat. Dia pun meminta masyarakat Singkawang serta DPP PKB berkoordinasi agar monumen tersebut terealisasi. \"Ini (Monumen Gus Dur, Red) sebagai pusat kesadaran kebinekaan agar semangat pluralisme dan keadilan semakin menjiwai bangsa Indonesia,\" tegasnya.
(nal/c11/agm)