Berencana Istirahat Berpolitik, Tetap Ingin Mencalonkan

Selasa 26-02-2013,00:00 WIB

Bupati Garut Aceng Fikri, Pasca Dilengserkan

Kemarin merupakan hari bersejarah bagi Bupati Garut, Aceng Fikri. Dia resmi mundur sebagai orang nomor satu di Garut, pasca pemakzulan dan ditetapkannya Keputusan Presiden (Kepres) RI No 17/P/2013 per tanggal 20 Februari 2013.

 ----

DIDAMPINGI kaum kerabat dan para ulama, Aceng Fikri kemarin menerima surat pencopotannya sebagai Bupati Garut di Gedung Sate, Bandung.  Surat yang diserahkan Gubernur Jabar, Aher tersebut diterima Aceng dengan legowo.

Menurutnya, dirinya berangkat menjadi Bupati Garut pun karena diminta oleh rakyat Garut, sehingga, ketika rakyat Garut menginginkannya untuk mundur, ia menerima dengan lapang dada.

\"Konstitusi pun telah berjalan sesuai prosedur. Saya minta semuanya bisa arif menyikapi dan mengakhiri polemik ini,\" ucap Aceng.

Namun kendati begitu, Aceng mengatakan, dirinya akan tetap berkiprah demi pembangunan Garut. Karena menurut Aceng, dalam kapasitas apa pun, tidak ada alasan untuk tidak berbuat suatu hal yang positif bagi masyarakat Garut.

\"Saya akan kembali kepada masyarakat dan membangun tanah kelahiran saya dan memberikan pengabdian,\" jelasnya.

Aceng yang saat itu ditemani oleh orang tua dan sejumlah alim ulama yang mendampinginya, mengaku kedatangan para pendampingnya ini memberikan spirit tersendiri bagi dirinya. Ia pun menegaskan, meski sebelumnya ia sempat melayangkan sejumlah gugatan, tetapi saat ini ia benar-benar telah menerima keputusan tersebut.

\"Tuntutan itu adalah hak politik saya. Dan keputusan kali ini sudah saya terima,\" ungkapnya.

Adapun ketika ditanya mengenai harapannya untuk Garut ketika nanti dipimpin oleh Plt Bupati, Aceng enggan berkomentar. Menurutnya, ia tak mau melampaui hal yang belum terjadi dan mengembalikan sepenuhnya kepada konstitusi yang berlaku. Disinggung mengenai kemungkinan akan mencalonkan kembali pada Pilbup Garut ke depan, ia juga mengaku akan beristirahat dahulu dari hingar bingar politik dan fokus memperhatikan keluarga.

\"Tapi jika masyarakat Garut menghendaki, ya La Hawla Wa La Quwwata,\" pungkasnya.

Sementara itu, ketika Aceng hendak meninggalkan Gedung Sate, ternyata ia telah ditunggu oleh sejumlah seniman dari Komunitas Pacantel. Dengan membawa sejumlah alat perkusi dan menyanyikan lagu perdamaian, komunitas yang dipimpin oleh seniman sunda sekaligus vokalis dari sebuah band Metal kota Kembang, Man Jasad, menyambut Aceng di depan gerbang Gedung Sate.

Aceng yang didampingi oleh sejumlah keluarga dan ajudannya pun kemudian menghampiri komunitas ini untuk sekedar berbincang dan foto bersama. Usai berbincang-bincang dengan komunitas ini pun, Aceng lalu diberi sebuah cinderamata berupa lukisan yang menggambarkan Aceng tengah menggendong seekor domba. Ada pun lukisan tersebut, adalah karya dari budayawan Bandung, Budi Dalton.

Aceng yang menerima cinderamata ini mengaku sangat tidak menyangka dan mengucapkan rasa terimakasihnya atas perhatian dari teman-teman Pacantel. Pacantel yang melambangkan peRdamaian dalam budaya Sunda mendapat apresiasi yang baik dari Aceng. \"Bagi saya gak ada ajaran anarkisme. Saya cinta kedamaian dan menerima keputusan ini,\" ucapnya sembari tersenyum.

Tags :
Kategori :

Terkait