Menurut dia, dari 10 ribu WNI di daerah itu mayoritas bekerja di perkebunan kelapa sawit. \"Mereka pada umumnya membawa keluarganya ke sana. Tapi sejauh informasi yang kami dapat mereka tidak berada tepat di tempat yang disengketakan,\" terangnya kepada Jawa Pos kemarin.
Meski begitu, kekhawatiran pemerintah tetap ada sehingga akan dilakukan pemetaan seandainya ada banyak WNI yang berdomisili terlalu dekat dengan daerah konflik. \"Lahad Datu (basis pasukan Sulu) posisi persisnya di mana akan kita pelajari. Tetapi sejauh ini Malaysia dan Filipina sudah berusaha agar konflik tidak meluas,\" sambung Priatna.
Priatna memperoleh kabar bahwa sejak konflik bergulir semua aktivitas di sekitar lokasi diliburkan. Kebijakan itu dinilai cukup melindungi bagi warga yang tidak terlibat konflik termasuk WNI di sekitar daerah tersebut.
(gen/oki)