JAKARTA - Lelang logistik ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2012/2013 tuntas. Hasilnya pemerintah menggelontorkan uang sebesar Rp 94,885 miliar untuk urusan pengadaan dan distribusi naskah UNuntuk enam paket lelang itu. Muncul dugaan pemborosan anggaran hingga Rp 7,2 miliar dalam lelang ini.
Dugaan telah terjadi pemborosan ini dibeber Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) kemarin. Mereka telah menganalisis hasil lelang yang dijalankan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hasilnya pemenang tender untuk enam paket lelang itu rata-rata menawar dengan harga tinggi.
\"Jika Kemendikbud lebih selektif menentunkan pemenang lelang, penghematan lelang logistik UNini bisa digenjot lagi,\" ujar Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi kemarin. Versi mereka, penghematan sebesar Rp 25,5 miliar yang telah dilakukan Kemendikbud bisa ditingkatkan lagi minimal menjadi Rp 32,8 miliar.
Uchok mencontohkan untuk lelang paket 2 dimenangkan oleh PT Pura Barutama yang berkedudukan di Kudus dengan penawaran Rp 14,526 miliar. Padahal ada peserta lelang lain, yakni PT Perca yang menawar senilai Rp 13,264 miliar atau PT Jasuindo Tiga Perkasa dengan nilai penawaran Rp 13,396 miliar. Kasus seperti ini juga muncul untuk paket-paket lelang logistik UN2013 lainnya.
Atas dugaan pemborosan anggaran untuk pengadaan dan logistik UNitu, Uchok menuntut DPR untuk meminta pertanggungjawaban Kemendikbud atas mahalnya ongkos untuk pengadaan logistik UNtersebut. \"DPR harus mementingkan urusan ini daripada terus jalan-jalan ke luar negeri,\" tandasnya. Selain itu dia juga meminta aparat penegak hukum menelusuri potensi pemborosan anggaran ini.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Haryono Umar membenarkan jika lelang untuk enam paket pengadaan dan pendistribusian logistik UN2013 sudah rampung. Dia mengatakan jika penawaran seluruh peserta lelang yang dinyatakan menang sudah di bawah harga perkiraan sementara (HPS) yang ditetapkan Kemendikbud.
\"Memang benar juga ada pemenang lelang yang harga penawarannya tinggi,\" katanya. Meskipun begitu Haryono mengatakan panitia lelang memiliki kriteria teknis tersendiri untuk menetapkan pemenang lelang.
Haryono menjelaskan pengadaan dan distribusi logistik UN2013 memiliki standar teknis khusus. Diantaranya urusan keamanan dan kriteria security printing. \"Jadi tolong dibedakan angara tender logistik UNini dengan tender-tender pengadaan fisik lainnya,\" kata dia.
Menurut Haryono jika pemenang lelang ditetapkan dengan kreteria asal murah tetapi tidak memenuhi standar, bisa terjadi chaos nasional. \"Misalnya lemah dalam distribusi tetapi karena penawarannya murah dipaksakan menang, bisa bubar itu UN,\" kata mantan pimpinan KPK itu. Dia mengatakan jika peserta tender yang tidak mengutamakan keamanan bisa memperbesar resiko kebocoran soal UN.
(wan)