tidak bebas, sebab dipengaruhi oleh culture dari perusahaan induk.
Jika culture mendukung perusahaan tersebut bisa berkembang
sebesar-besarnya tapi jika tidak matching maka akan menghambat.
\"Masih ada dua bulan lagi sebelum nilai buku ditentukan. Jadi
kesempatan untuk mempelajari dan memilih opsi-opsi itu masih panjang,\"
ucapnya. Namun dari hasil perundingan selama ini, Agus mengungkapkan
opsi menjadi BUMN baru lebih banyak dipilih.
Sebagai gambaran, selama ini Inalum dikelola oleh Nippon Asahan
Aluminium, salah satu perusahaan konsorsium aluminium asal Jepang.
Kontrak kerjasama antara Indonesia dan investor Jepang tersebut
berakhir 31 Oktober 2013.
Untuk mengakuisisi Inalum, pemerintah telah mempersiapkan dana USD 709
juta atau setara Rp 7 miliar. Dengan rincian, RP 2 miliar diambil dari
APBN 2012 dan sisanya APBN 2013. Dana itu nantinya akan digunakan
untuk pembelian asset dan biaya operasional selama masa transisi.
(uma)