JAKARTA-Pemerintah terus mengkaji penentuan nasib PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebelum, diambil alih secara penuh pada Oktober 2013 nanti. Wacana pengubahan Inalum menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru atau bergabung dengan BUMN yang sudah ada masih
dalam perdebatan.
Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Agus Tjahjana
memaparkan dua opsi tersebut memiliki plus dan minus. Jika menjadi
BUMN baru makan Inalum bakal bebas berkembang. Dana yang diperoleh
dari pemerintah atau pasar modal. Tapi saat ini mendapatkan modal dari
pemerintah sangat sulit.
\"Padahal kan nanti harapan pemerintah Inalum bisa lebih berkembang
dari saat ini. Untuk itu perlu permodalan yang kuat,\" terangnya saat
ditemui kemarin. Saat ini Inalum memproduksi aluminium ingot atau
aluminium primer dengan kapasitas produksi 250 ribu ton per tahun.
Setelah diambil alih, pemerintah berencana meningkatkan kapasitas
produksi menjadi 320-455 ribu ton per tahun.
Sedangkan opsi kedua, lanjut Agus, dengan bergabung dengan BUMN lama
dari sisi permodalan akan lebih terjamin. Namun pergerakan Inalum