JAMBI – Warga RT 18 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kotabaru, kemarin nyaris bentrok dengan pekerja PT Elnusa. Pasalnya, warga tidak setuju dengan adanya pemasangan kabel untuk aktivitas seismic yang dilakukan pekerja PT Elnusa.
Beberapa warga yang terdiri dari para pria dan wanita serta anak-anak menghadang dua unit mobil pekerja dari PT Elnusa. Beruntung beberapa aparat pemerintahan dan kepolisian langsung datang ke lokasi, sehingga bentrok urung terjadi.
Pihak-pihak terkait seperti Camat Kota Baru, kepolisian, dan perwakilan PT Elnusa, langsung mengambil alih situasi dan mengajak warga untuk bermusyawarah.
\"Kami menolak aktivitas seismik di RT 18 Kelurahan Kenali Asam Bawah ini,” ungkap salah seorang warga, diiringi sorakan dukungan dari warga lainnya.
Menurut warga, aktivitas seismic akan merusak lingkungan dan sangat merugikan mereka.
“Ini tempat kelahiran kami, kami minta tidak dirusak. Apalagi ini daerah permukiman, bukan hutan, akan banyak masyarakat yang tergangu,” ujar warga lainnya kepada wartawan.
Menurut mereka, warga juga tersinggung karena pemasangan dilakukan secara tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan ataupun izin dari warga.
“Tidak ada kompromi, tau-tau sudah pasang kabel. Tadi sempat terjadi dorong-dorongan, tapi cepat dipisahkan,\" ungkap warga lainnya.
Ketua RT 18 Kelurahan Kenali Asam Bawah, Eko Prastiyo, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan mengatakan, dirinya melihat penolakan yang dilakukan warga merupakan bentuk kekecewaan terhadap Pertamina, atau PT Elnusa.
\"Saya lihat ini merupakan gambaran kekecewaan terhadap Pertamina yang ada sekarang ini. Istilahnya, masyarakat ingin Pertamina ikut serta mensejahterakan masyarakat,\" jelas Eko.
Terkait permasalahan ini, Eko secara pribadi mengatakan dirinya yakin ada ganti rugi dari pihak Pertamina atau PT Elnusa, terhadap kerusakan yang terjadi akibat aktivitas seismik.
\"Intinya sekarang ini ada krisis kepercayaan,\" tandasnya.
Sementara itu Rizal, dari PT Elnusa, mengatakan pihaknya siap mempertanggungjawabkan jika nantinya terjadi dampak negatif terhadap warga atas program ini.
\"Mekanisme kita, sebelum bekerja kita data dulu. Setelah bekerja, kita data lagi. Silakan PU (Pekerjaan Umum) yang menilai. Jika ada dampak akibat aktivitas seismik, akan kita pertanggungjawabkan,\" kata Rizal.
Terkait penolakan warga RT 18 Kelurahan Kenali Asam Atas terhadap aktivitas seismik, Rizal mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi maupun memberikan pemahaman kepada warga, terkait aktivitas seismik tersebut. Rizal yakin suatu saat warga bisa berubah.
\"Sementara itu kita mundur-mundur dikit lah dulu. Namun aktivitas (seismik, red) kita di tempat lain tetap berjalan,\" pungkasnya.
(cr12)