ESDM Belum Putuskan Nasib Blok Mahakam

Kamis 04-04-2013,00:00 WIB

JAKARTA-Nasib kepemilikan blok gas bumi Mahakam masih belum menemui tiga tahun mendatang masih belum jelas. Pasalnya, usulan Pertamina untuk mengambil alih hak kelola secara total masih belum mendapatkan lampu hijau dari pihak pemerintah. Salah satunya, dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.

            Dia mengungkapkan, pihaknya sedang menimbang semua pilihan menjelang masa habis kontrak blok Mahakam. Menurutnya, pemerintah tak boleh gegabah dalam memutuskan mengenai kontrak baru dari blok yang menghasilkan 1.700 mmscfd tersebut. Pasalnya,  masa akhir kontrak masih tiga tahun lagi.

\"Blok tersebut sudah dipegang oleh dua perusahaan yakni Total (Total E&P Indonesie) dan Inpex (Inpex Corporation) selama 50 tahun. Sudah dua kali kontrak dengan pembaharuan pada 1997. Nah, biasanya kalau sumur sudah 50 tahun, produksinya menurun. Jadi, kalau misalnya mau ada perubahan, lihat dulu secara rasional,\" ujarnya usai acara penandatangan proyek IPP PLTU Cilacap Ekspansi di Jakarta kemarin (3/4).

            Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, lanjut dia, adalah keuntungan negara dari usulan tersebut. Jero merasa ragu kesiapan pertamina dalam mengelola dan mempertahankan produksi blok Mahakam. \"Bukannya tidak nasionalis. Kalau itu terbaik buat negara, pasti saya berikan. Tapi saya harus tahu pasti, berapa kalkulasi keuntungan jika pertamina mengambil alih blok Mahakam. Kalau sanggup, bagaimana dananya\" Kalau pinjam apakah sudah disetujui pemerintah?\" sanggahnya.

            Hingga saat ini, dia mengaku belum menaruh hati pada salah satu opsi. Sementara ini, pihaknya masih fokus berdiskusi dengan semua pihak. Salah satunya dengan berkoordinasi dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan pertamina.Termasuk, kontraktor eksisting yakni Total dan Inpex. \"Masih belum memutuskan. Apakah kontrak dengan pengelola lama terus, pertamina ambil alih, ataukah in between (kepemilikan dibagi, Red),\" tambahnya.

            Pada kesempatan berbeda, Menteri BUMN Dahlan Iskan ditemui setelah bertemu dengan pihak pertamina. Dalam pertemuan singkat, Dahlan mengaku sudah mengonfirmasi kesiapan direksi pertamina perihal usul tersebut. \"Saya sudah rapat dengan direksi pertamina. Saya tanya sanggup atau tidak dan mereka bilang sanggup. Pekiraannya laba mencapai Rp 15 triliun per tahun,\" ujarnya di kantor pusat Pertamina, Jakarta, kemarin (3/4).

            Soal pendanaan, Dahlan menegaskan bawah hal tersebut harus dilakukan secara independen oleh Pertamina. \"Proyek ini kan langsung berproduksi. Jadi, dana korporasi sendiri lah. Kan bisa mencari. Yang jelas pemerintah tidak bisa membantu,\"tuturnya.

            Pernyataan tersebut langsung direspon oleh Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir. Dia meyakinkan, Pertamina siap secara finansial jika ditunjuk menjadi pengelola tunggal blok Mahakam. \"Capital expenditure (belanja modal, red) sudah mencapai USD 4,3 miliar pada 2012. Dan tahun ini sudah mencapai USD 6,7 miliar. Kami yakin nanti (2017) kami bisa mendanai investasi dan pengelolaan blok Mahakam,\" ujarnya.

(bil)

Tags :
Kategori :

Terkait