Pertumbuhan Ekonomi Jambi Tertinggi di Sumatera

Jumat 17-05-2013,00:00 WIB

JAMBI-  Meski triwulan 1-2013, ekonomi tumbuh sebesar 8,36 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 9.09 persen (yoy), tapi  pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 6,02 persen.  Bahkan, tertinggi di Sumatera dan keenam tertinggi dari seluruh Provinsi di Indonesia. Lima Provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia terletak di Kawasan Timur Indonesia, diantaranya Papua, Sulteng, Papua Barat dan Sulbar

                Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Poltak Sitanggang menjelaskan, meski pertumbuhan perekonomian Jambi tertinggi di Sumatera, namun  pangsa perekonomian (PDRB_red) Jambi    ketiga terendah di Sumatera diatas Bangka Belitung dan Bengkulu. PDRB  tertinggi masih tetap Riau, Sumut, Sumsel, Lampung, Sumbar, Aceh, Kepri.

                \" PDRB Jambi jika ingin menyamai Lampung saja,  harus meningkat 200 persen,\" kata Poltak didampingi  Meily Ika Permata, Manager Unit SKS Bank Indonesia dalam diskusi bersama Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi, Kamis (16/5) kemarin.

                Lebih lanjut Poltak menjelaskan, penyebab melambatnya perekonomian Jambi pada triwulan 1-2013, dari sisi permintaan disebabkan oleh menurunnya konsumsi  pemerintah. Namun masih tingginya pertumbuhan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat bertahan di angka yang cukup tinggi.

                Dari sisi penawaran, turunnya produksi migas menjadi sumber utama perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor bangunan yang tumbuh dengan pesat dalam setahun terakhir serta masih baiknya pertumbuhan sektor pertanian, dan perdagangan menjadi penyangga utama tingginya pertumbuhan.

                Berdasarkan hasil Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi, perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output (PDRB)  Rp19,90 triliun atau 0,93% perekonomian Indonesia yang sebesar Rp2.146,9 triliun. Pangsa perekonomian Jambi tersebut meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 0,88%.

                Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 45,77% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,83% dan sektor sekunder sebesar 17,40%.

                Dari sisi harga lanjut Poltak, Pada triwulan I-2013,inflasi kota Jambi tercatat 6,06% (yoy),lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,22% serta rata-rata inflasi triwulan pertama dalam tiga tahun terakhir 5,98%. Peningkatan tersebut katanya juga sejalan dengan meningkatnya inflasi nasional dari

4,30% menjadi 5,90%.  Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari dan Maret 2013 masing-masing 1,46%, 0,52% dan 0,1%.

                Meningkatnya inflasi Kota Jambi utamanya disebabkan, oleh meningkanya inflasi volatile food dari 2,33 % (yoy) menjadi 11,87 % (yoy), sementara inflasi inti dan administered price mengalami penurunan. Meningkatkan kelompok inflasi volatile food disebabkan oleh meningkatnya harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan yang mencapai 65,49% (qtq).

                 Perkembangan perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 224 persen menjadi 109,72%. Aset kredit perbankan pada Triwulan laporan sebesar Rp 26,6 triliun.

                Outstanding kredit bank umum meningkat 4,54 % (qtq) menjadi Rp 20,1 triliun, sementara DPK meningkat 2,40 % (qtq) menjadi 18,3 triliun. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga dari rasion Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25 persen yang masih dibawah ketentuan 5 % meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 1,70 persen.

                Lebih lanjut Poltak mengungkapkan, pada Triwulan 1-2013, aktivitas pembayaran juga mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, transaksi melalui RTGS mengalami penurunan.

                \"Aliran kas masuk BI Jambi mencapai Rp 846,55 miliar, meningkat 63,39 persen, sementara kas keluar mencapai Rp 964,64 miliar meningkat 24,96 persen. Dengan demikian terdapat net aliran kas keluar mencapai Rp 118,09 miliar, jauh lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 235,85 miliar turun 53,48 persen,\" bebernya.

                Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen  dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.519,69 miliar. Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami penurunan 35,47 persen.

Tags :
Kategori :

Terkait