Agustus-September Harus Diwaspadai
JAMBI – Selama kurun waktu Juni 2013 hingga Juni 2013 lalu, tercatat sudah ada sebanyak 525 titik api yang terpantau di Provinsi Jambi. Hal ini diketahui berdasarkan data milik Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
\"Bulan Januari hingga Juni ada sebanyak 525 hotspot yang terpantau,\" kata Sucipto, Kepala Seksi Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Kamis (4/7).
Dikatakannya, potensi terjadinya kebakaran hutan di Provinsi
Jambi hampir merata. Namun yang paling rawan adalah di Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. \"Tiga kabupaten itu memang rawan, karena kondisi tanahnya, tanah gambut,\" ujarnya.
Potensi banyaknya titik api nantinya ada pada puncak musim kemarau. Yakni Bulan Agustus hingga September mendatang. \"Meski Bulan Juni sudah masuk musim kemarau, tapi sekarang
ini masih sering terjadi hujan. Perlu antisipasi ketika puncak musim kemarau ni. Karena saat ini akan banyak bermunculan titik hotspot,” katanya.
Sedangkan untuk hot spot yang terpantau mengawali bulan Juli ini Sucipto mengatakan sejauh ini masih nihil. Sucipto menambahkan
terjadinya kebakaran hutan 90 persen disebabkan karena tangan manusia. \"Tidak seperti di Amerika atau Australia, di sana itu karena cuacanya. Kalau di Indonesia 90 persen penyebabnya karena manusia,\" ujarnya.
Menurutnya, jika terbukti ada yang melakukan pembakaran lahan bakal dikenai pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda Rp 5 miliar. \"Memang di Riau sudah ada yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan di proses, kalau untuk Jambi belum ada,\" ungkapn ya.
Sementara itu, Koordinator Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi Kurnianingsih pada rapat persiapan menghadapi bulan Ramadan, kemarin mengatakan sejak Juni lalu telah memasuki musim kemarau.
Akan tetapi, katanya, karena timbulnya awan anomali dan angin baratan yang bersifat basah di Provinsi Jambi yang mengakibatkan masih terjadi hujan di sebagian wilayah di Provinsi Jambi.
\"Di perkirakan puncak musim kemarau di Bulan Agustus dan
September, di bulan itu akan banyak hot spot. Sebagai antisipasi bagi
pemerintah daerah pada bulan itu untuk antisipasi asap,\" sebutnya.
(wsn)