SBMPTN PTN Unja Diumumkan
JAMBI – Dari 7.619 pendaftar, jumlah calon mahasiswa baru yang lulus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Universitas Jambi (Unja) hanya 1.256 orang . Hal ini disampaikan oleh panitia lokal SBMPTN, Dr Muazza MSi kepada koran ini, kemarin.
“Dari sekitar 7000 lebih pendaftar, yang lulus berdasarkan hasil seleksi tes yang dilakukan, yang lulus sebanyak 1.56 orang,” kata Muazza.
Menurut Muazza, mengenai dipercepatnya pengumuman hasil kelulusan SBMPTN dikarenakan rampungya pemeringkatan nilai ujian peserta SBMPTN oleh pusat. Mengenai jurusan, kata Muazza, SBMPTN menerima mahasiswa untuk semua jurusan yang ada di Unja.
“Hasil kelulusan ini ditentukan pusat berdasarkan pemeringkatan nilai ujian,” tandasnya
Sementara itu, pembiayaan kuliah masih belum pro masyarakat miskin. Pembagian kuota beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi) ternyata menumpuk di kampus negeri kelas dua. Informasi ini muncul di pengumuman kelulusan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2013 kemarin. Hasilnya ditetapkan 109.853 pelamar dinyatakan lulus.
Ketua Umum Panitia SBMPTN 2013 Akhmaloka merinci, dari seluruh pelamar yang diterima itu sebanyak 13.470 orang adalah calon mahasiswa program bidik misi. Mereka dibebaskan biaya SPP untuk delapan semester dan mendapatkan uang saku rata-rata Rp 600 ribu per bulan. Sedangkan sisanya sebesar 96.383 orang adalah calon mahasiswa umum.
Kemendikbud sudah tegas menyatakan bahwa kuota bidik misi 2013 sebesar 40 ribu dibagikan untuk 20 persen mahasiswa miskin di masing-masing PTN. Jadi semakin banyak kuota mahasiswa baru di sebuah PTN, maka kuota bidik misinya semakin besar.
Tetapi ternyata alokasi bidik misi ini menumpuk di PTN-PTN kelas dua. Dalam daftar sepuluh besar PTN dengan jumlah bidik misi terbesar, tidak ada nama PTN-PTN top seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Sebaliknya top ten PTN dengan jumlah mahasiswa bidik misi terbanyak ada di kampus-kampus kelas dua. Paling banyak ada di Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas Trunojoyo. Kemudian disusul Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Andalas, dan Unviersitas Negeri Yogyakarta.
\"Kami sengaja hanya menunjukkan peringkatnya saja. Tidak ada rincian jumlah mahasiswa bidik misinya, karena itu sensitif,\" tutur Akhmaloka.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Djoko Santoso mencoba berkelit. Dia mengelak jika kuota bidik misi hanya menumpuk di kampus-kampus kelas dua. \"Sekarang mahasiswa itu sudah semakin cerdas. Pendaftar bidik misi memilihnya di PTN sesuai dengan kemampuan mereka,\" ucap mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Dia menjelaskan bahwa calon mahasiswa saat ini sudah berpikir realistis dalam menentukan PTN tujuan yang disesuaikan dengan kemampuan akademiknya. Djoko juga menuturkan dominasi bidik misi tahun ini banyak yang diambil calon mahasiswa fakultas kependidikan dan ilmu pendidikan (FKIP). \"Program studi terkompetitif sekarang tidak hanya di kampus besar,\" kata dia.
Djoko belum bersedia membeber data alokasi bidik misi per PTN di seluruh Indonesia. Dia beralasan bahwa kuota tersebut masih dalam tahap penyusunan. \"Nanti pada waktunya akan kami sampaikan tersendiri,\" kata Djoko. Padahal data tersebut penting, karena untuk memastikan apakah benar kuota bidik misi di PTN-PTN besar tadi sebanding dengan kuota mahasiswa barunya.
Dia menegaskan bahwa pada intinya setiap PTN memang wajib mengalokasikan 20 persen kursi mahasiswa barunya untuk mahasiswa miskin berprestasi. Tetapi alokasi 20 persen itu tidak bisa ditutup sepenuhnya hanya dari kuota bidik misi saja. \"Sehingga PTN wajib mencarikan dari sumber-sumber lain,\" katanya.