JAMBI - Revolusi tani yang digagas Partai Gerindra merupakan keharusan jika dilihat dari kacamata ketahanan pangan nasional maupun penguat ekonomi pedesaan. Melalui gerakan merevitalisasi bidang pertanian diharapkan munculnya jutaan lapangan kerja baru yang berperan dalam peningkatan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat.
Latar belakang gerakan tani oleh Gerindra berawal dari kesadaran untuk mengangkat harkat martabat petani Indonesia. Dalam hal ini H Prabowo Subianto selaku Ketua HKTI memandang penting sektor pertanian dalam menumbuhkan kedaulatan pangan nasional.
“Bangsa ini tidak boleh menyerahkan urusan pangan rakyatnya kepada bangsa luar. Bagaimana rakyat kita bisa sejahtera jika beras, jagung, palawija, gandum semuanya import dari luar. Padahal dengan potensi lahan dan iklim yang dimiliki, kita sangat mungkin berswasembada pangan,” tegasnya.
Sikap inilah yang menurut Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Ir H A R Sutan Adil Hendra MM yang memberikan warna dalam gerakan Gerindra sebagai partainya petani. “Karena hanya Gerindra yang mengangkat masalah kebijakan pertanian menjadi program kerja utama partai,” jelasnya.
Caleg DPR RI nomor urut satu Dapil Jambi ini menambahkan, perjuangan Gerindra dalam mengangkat sektor pertanian nasional, tidak hanya sebatas jargon dan wacana. Gerindra yang menggolkan beberapa UU pertanian yang lebih berpihak kepada petani.
“Kita usulkan UU Bank Tani agar petani dapat dengan mudah memperoleh modal, lalu ada UU resi gudang yang dimaksudkan agar petani kita bisa memperoleh jaminan penyimpanan hasil panen digudang yang ditunjuk pemerintah serta beberapa kebijakan lain yang pro petani,” tambahnya.
Selain itu, Gerindra juga tegas menolak kebijakan import bahan pangan, seperti di Jawa Timur. “Kita menolak masuknya import beras dari Vietnam disaat petani padi kita memasuki masa panen. Karena dengan masuknya beras import tersebut, harga beras yang dihasilkan petani kita jatuh harganya, ini baru sedikit dari usaha kita untuk menggerakkan sector pertanian sebagai tumpuan pembangunan nasional, dan ini semua agar petani Indonesia bisa sejahtera dan berdaulat,” tandasnya.
(cas/adv)